BATU – Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko akhirnya angkat bicara soal sengkarut permasalahan di TPA Tlekung. Guna mengatasi permasalahan yang dikeluhkan warga di sana, Pemkot Batu akan mendatangkan mesin pirolisis.
Mesin pirolisis sendiri adalah mesin pengolah sampah yang bisa membuat sampah menjadi bahan bernilai ekonomis. Progresnya, kata Dewanti saat ini pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak untuk mendatangkan alat ini.
”Perlu digarisbawahi, alat ini didatangkan tanpa anggaran sepeserpun, gratis. Semoga mesin ini bisa cepat datang,” kata Dewanti, Jumat (25/2/2022).
Dewanti menjelaskan jika mesin ini juga digunakan negara Singapura dalam mengatasi problem sampah. Berbeda dengan mesin yang saat ini digunakan, kata Bude sapaan akrabnya, kerja alat ini lebih efektif dalam bahan bakar yakni menggunakan solar cell.
”Tidak seperti mesin insinerator saat ini yang pakai solar. Saya harap masyakat bisa sabar. Harapan nanti bisa mengatasi masalah bau di TPA Tlekung,’; jelasnya.
Seperti diketahui, permasalahan TPA Tlekung sejak beberapa tahun lalu masih belum terselesaikan. Bau sampah yang menyengat hingga kebocoran lindi masih dirasakan oleh warga sekitar sampai sekarang.
Warga Dusun Gangsiran di sana kembali melakukan aksi memasang banner imbauan di depan gerbang TPA Tlekung. Banner itu berisi 7 poin. Yaitu pertama, angkutan sampah berplat hitam dilarang masuk. Kedua, angkutan sampah dari kendaraan Tosa hanya dari Desa Tlekung.
Ketiga, hari Minggu dan libur nasional, TPA Tlekung ditutup. Keempat, sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya berasal dari Kota Batu. Kelima, jenis sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya sampah rumah tangga.
Keenam, angkutan sampah berplat merah wajib tertutup terpal. Dan ketujuh TPA Tlekung hanya buka mulai pukul 6.00 hingga 16.00 WIB. Banner ini juga jadi bagian dari aksi protes sebelumnya dimana dalam spanduknya berisi tulisan seperti ‘Bencana Mengintai Dusun Gangsiran Ledok’. Banner ini juga masih terpampang di depan gerbang TPA.
Sejumlah warga sekitar juga sudah mulai resah mengalami dampaknya. Seperti dikatakan Riyono yang kerap tidak selera makan karena mencium aroma sampah yang menyengat.
”Pernah waktu itu ada acara makan bersama di Masjid. Tapi gak jadi makan karena tiba-tiba kecium bau sampah yang menyengat,” kisahnya.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Tlekung Mardi yang mengungkapkan jika permasalahan kebocoran lindi hingga saat ini masih terjadi dan belum diatasi. Jika tidak segera ditangani, maka berpotensi terjadi kerusakan lingkungan.
”Hingga saat ini, kamk juga belum tahu persis soal solusi dari Pemkot Batu. Kami sudah kirim surat ke Pemkot Batu untuk memecahkan masalah ini,” jelasnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: Jatmiko