LUMAJANG – Wajah Noval Affandi (10) tampak sumringah. Noval senang bisa kembali berjumpa dengan teman-teman sekolahnya. Noval bersama anak-anak Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang lainnya mulai bersekolah per hari ini, Senin (13/12/2021). Noval salah satu anak korban terdampak erupsi Semeru.
Total ada sekitar 172 siswa di desa terdampak erupsi Gunung Semeru mulai mengikuti kegiatan belajar. Meski hanya di tenda darurat, anak-anak korban bencana ini tetap ceria mengikuti arahan dari gurunya.
Dalam sekolah darurat ini, mereka tidak sepenuhnya mendapat pembelajaran formal. Melainkan fokus untuk mengembalikan semangat para siswa untuk bangkit dari keterpurukan. Rata-rata, 75 persen siswa merupakan warga Dusun Sumbersari, desa paling terdampak.
Sebagian besar mereka tetap semangat bersekolah meski tidak berseragam, bahkan tak mempunyai peralatan sekolah. ”Yang penting ketemu temen-temen dan belajar sama Pak Guru, biar pinter,” ujar Noval.
Hal senada dikatakan Maruf Ramadhani (11) yang sudah bosan sehari-hari di tempat pengungsian. Dia bersama orang tuanya mengungsi di SDN 04 Supiturang sudah sepekan ini. Meski hanya sekolah apa-adanya, dia tetap senang.
”Udah bosan gak ngapa-ngapain di pengungsian. Senang bisa ketemu teman-teman lagi sama Pak Guru,” kata Dhani yang tinggal di Dusun Gumuk Mas ini.
Digelarnya sekolah darurat ini disambut baik para orang tua siswa. Seperti dikatakan Lutfiyah (45) yang juga lega anaknya bisa kembali beraktivitas. Selama 7 hari ini, pendidikan anaknya terbengkalai dan waktunya habis untuk bermain saja di tempat pengungsian.
”Kami orang tua kan sudah bingung ngungsi, mikir rumah. Udah gak sempet ngajar anak, membimbing anak. Tahu ada kabar sekolah ini saya lega sekali. Seneng juga liat anak-anak saya ceria lagi,” tuturnya.
Terpisah, Suprapto, Kepala Sekolah SDN Supiturang 04 menerangkan jika sekolah darurat ini mulai digelar untuk mengembalikan semangat anak-anak meski ditimpa bencana. ”Kami harap dengan sekolah darurat ini mereka bisa bangkit dari rasa trauma dan kembali ceria,” paparnya.
Kata dia, total sekolah darurat yang dibuka bagi warga desa terdampak di kaki gunung Semeru ini ada di 4 titik. Disana, mereka tidak hanya dapat pendidikan formal, melainkan edukasi bencana.
Sementara itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait akan mengupayakan agar anak-anak ini kembali mendapat seragam dan peralatan sekolah lengkap. Pasalnya, 75 persen rumah dari siswa ini tertimbun endapan material vulkanik.
”Sekolah darurat ini akan tetap dibuka sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Karena bangunan sekolah kan juga masih dipakai mengungsi,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Jatmiko