Kota Batu, tugumalang.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berupaya memulangkan Prasasti Sangguran, bukti sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Desa Ngandat, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Saat ini, prasasti bersejarah itu berada di negara Skotlandia.
Bagaimana ceritanya prasasti itu bisa sampai nyasar ke sana? Prasasti itu dibawa Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.
Lalu, Raffless menghadiahkan Prasasti Sangguran yang juga disebut sebagai Minto Stone ini kepada Lord Minto yang merupakan Gubernur Jenderal Inggris di India, pada 1812 silam.
Sebagai langkah awal, Khofifah memerintahkan Pj Wali Kota Batu Aries Agung Parwai berkunjung melihat langsung prasasti yang saat ini berada di wilayah Roxburgshire Skotlandia. pada Senin (28/8/2023) kemarin.
Aries datang bersama mahasiswa Indonesia di London yakni Ghassan dan Munawir (Mahasiswa Indonesia di Edinburgh) mengunjungi Minto Estate, tempat The Minto Stone diletakkan. Kebetulan, saat itu juga sedang berlangsung kegiatan di United Kingdom atau Inggris Raya.
“Saya diperintahkan ibu Gubernur melihat secara langsung Prasasti Sangguran yang dulu dibuat atau ditemukan di wilayah Kota Batu. Benda bersejarah ini dulu dibawa oleh Jenderal Raffles ke Inggris,” kata Aries.
Dalam mencari lokasi Minto Stone tersebut, Aries dibantu the Earl of Minto atau yang mempunyai nama asli Gilbert Timothy George Lariston Elliot-Murray-Kynynmound.
Untuk menuju Eidenburg, Aries membutuhkan waktu 5 jam perjalanan dari London, ditambah 3 jam lagi untuk sampai ke lokasi tepatnya prasasti karena sudah dipindahkan dari tempat semula di rumah tua, ke halaman perkebunan Minto.
Saat melihat batu itu untuk pertana kalinya, batu tersebut masih berdiri dengan gagah menghadap perbukitan perbatasan antara Skotlandia dan Inggris. Berdiri tegap persis seperti penampakannya di internet, dan kini ia bisa melihat secara langsung.
Tak hanya itu, Aries juga bertemu dengan keturunan Lord Minto yang sekarang menjadi Ministery of Regulation Reform di UK. Berdasarkan cerita The Earl of Minto, prasasti tersebut terakhir dipindahkan sekitar 15 tahun yang lalu namun tetap berada di area Minto Estate dan dilengkapi dengan pondasi aluminium untuk memperkokoh singgasananya.
“Sesuai dengan catatan sejarah, Thomas Raffles mengirimkan the Minto Stone ke Lord Minto hingga kini berada di Skotlandia. Prasasti inu sudah berusia lebih dari 1000 tahun sejak diukir di zaman Kerajaan Mataram. Dan 200 tahun berdiri di tanah Skotlandia,” jelas Aries.
Bahkan hingga saat ini menurut cerita Mr. Timothy masih banyak peneliti dalam bidang bahasa Jawa kuno, dan akademisi Indonesia yang mengunjungi Minto Stone.
“Beliau juga bercerita beberapa bulan lalu berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia. Saya juga mengundang the Earl of Minto untuk mampir di Kota Batu dan melihat lokasi ditemukannya Prasasti Sangguran pertama kali,” tambah Aries.
Aries menjelaskan kunjungan meninjau prasasti sangguran ini salah satunya untuk menjajaki kemungkinan dibawa kembali ke Indonesia bahkan hal tersebut sudah diinisiasi pada tahun 2004 namun hingga saat ini belum terwujud.
“Kunjungan ini membawa hasil baik, dimana kami diundang seminar untuk membahas soal Prasasti Sangguran pada 18 dan 19 September 2023 mendatang. Mudah-mudah ini menjadi langkah baik untuk kami bisa membawa kembali Prasasti Sangguran,” pungkas dia.
Menurut Aries, The Earl of Minto menyambut baik kedatangannya untuk melihat prasasti sangguran sebagai bukti sejarah kerajaan di Indonesia yang ditemukan di wilayah Kota Batu (Malang pada saat itu).
Sebagai informasi tambahan, Prasasti Sangguran berukuran tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, tebal 32 centimeter, dengan berat sekitar 3,5 ton. Pada bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris, dan pada bagian kiri terdapat 15 baris tulisan.
Dua baris pertama dari isi Prasasti Sangguran ditulis menggunakan bahasa Sanskerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Menurut sejarawan Indonesia, Prasasti Sangguran merupakan sumber informasi penting bagi Kerajaan Mataram Kuno, terutama terkait pergeseran ibu kotanya ke Jawa Timur.
“Semoga dengan kunjungan ini apa yang dicita-citakan sejak lama membawa kembali Prasasti Sangguran membawa hasil yang baik,” pungkas Aries.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko