MALANG, Tugumalang.id – Salah satu tersangka pengeroyokan oleh oknum perguruan silat yang menimpa ASA (17) diduga merupakan teman korban. Kepada keluarga korban, ia mengaku satu sekolah dengan korban.
Hal ini diungkapkan oleh ayah korban, Nanang Kuswanto (42) yang pernah berinteraksi dengan tersangka berinisial SA tersebut. Menurutnya, SA pernah datang ke rumah korban yang terletak di Jalan Pertamanan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 23.00.
SA menjemput korban dengan dalih mengerjakan tugas bersama. Akan tetapi, Nanang tak mengizinkan putranya ikut dengan tersangka karena sudah larut malam. Ia pun merasa janggal karena tak lazim mengerjakan tugas sekolah di tengah malam.
Baca Juga: Diduga Terlibat Pengeroyokan Siswa SMP di Kota Batu yang Meninggal, Polisi Amankan 5 Anak
“Saya bilang (ASA) sudah tidur,” kata Nanang saat ditemui di rumah duka usai pemakaman korban, Kamis (12/9/2024) siang.
Korban diketahui merupakan siswa kelas XI SMK PGRU 3 Malang jurusan Teknis Sepeda motor. Kepala SMK PGRI 3 Malang, Muhammad Lukman Hakim mengatakan dirinya masih belum bisa memastikan apakah memang ada siswanya yang terlibat dalan kasus ini.
Ia mengaku baru mendengar bahwa salah satu tersangka diduga sebagai teman satu sekolah korban. “Saya belum tahu. Kami belum dapat informasi dari pihak kepolisian,” kata Lukman.
Baca Juga: Mayat Terapung Gegerkan Warga Pujon Malang, Diduga Korban Pengeroyokan
Terpisah, Kapolsek Karangploso, AKP Moch Sochib mengatakan salah satu tersangka memang mengenal korban. Ia berteman dengan korban dan bisa melihat status Whatsapp korban.
Meski demikian, ia tidak bisa memastikan apakah tersangka menimba ilmu di sekolah yang sama dengan korban atau tidak. “Saya kurang paham (satu sekolah atau tidak). Memang ada (tersangka) yang kenal dengan korban,” kata Sochib.
ASA merupakan korban pengeroyokan yang dilakukan sembilan orang anggota perguruan silat. Pengeroyokan ini terjadi pada Jumat (6/9/2024) malam atau dua hari usai SA mendatangi rumah korban.
Pengeroyokan ini diawali dari status Whatsapp yang menunjukkan korban mengenakan kaos perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). SA kemudian bertanya kepada korban terkait statusnya sebagai warga PSHT.
Rupanya, dari klarifikasi yang dilakukan SA, diketahui korban bukanlah warga PSHT. Tersangka kemudian meminta korban berlatih bersamanya di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso. Alih-alih latihan silat, korban dikeroyok hingga tak sadarkan diri.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A