Oleh: Muhmmad Afif Aminudien*
Tugumalang.id– kamu pernah dengar istilah Toxic Positivity? Istilah ini adalah sisi gelap dari positif yang biasa kita kenal. “Kamu bersyukur dong sama apa yang sudah kamu punya”, “seenggaknya kamu nggak pernah ngalamin blabla”, “yaudah sabar aja”. Beberapa ungkapan ini adalah beberapa contoh toxic positivity.
Situasi Toxic Positivity biasanya berupa perilaku pasif agresif yang diharapkan terlihat sebagai wujud kepedulian namun ternyata justru akan berbalik memberikan tekanan mental kepadamu. Menurut Study Psychologycal Science (2019), anjuran untuk berpikir positif justru bakal memperburuk keadaan seseorang yang sudah menilai dirinya begitu rendah.
Bagi sebagian orang ucapan seperti jangan menyerah, hidup kamu lebih beruntung, bersyukur aja deh, coba kamu lihat dari sisi positifnya. Saran-saran tersebut bisa saja cukup ampuh dalam mematahkan perasaan buruk mereka. Namun, bagi sebagian orang hal ini justru membuat mereka makin merasa kecil diri, alih-alih dinilai sebagai sikap meremehkan bahkan bisa menjadi pemicu gangguan psikis.
Kita cenderung mengabaikan perasaan sesungguhnya. Seolah-olah perasaan negatif yang dialami dan ingin ikut diungkapkan itu tidak penting. Tidak semua orang butuh disemangati saat berhadapan dengan perasaan negatif, kata-kata yang diberikan di sekelilingnya bisa jadi bukan itu yang sedang dibutuhkan. Lalu apa alternatifnya ?
Menurut dr. Jiemy, seorang residen psikiatri di RS Muwardi Solo, kita bukan semerta-merta merespon dengan nasihat ketika berhadapan dengan orang yang terkena masalah. Merespon secara empati dengan mendengarkan terlebih dahulu orang yang mau berkeluh-kesah tanpa sikap menghakimi. Atau, memberikan kesempatan untuk mengekspresikan setiap emosi sampai mereda merupakan alternatif efektif yang bisa dilakukan.
Contohnya, bisa dengan mendengarkan cerita orang tersebut terlebih dahulu jangan terburu-buru menasehati, atau dengan menanyakan tentang hal yang membuatnya menyerah, gelisah atau bahkan tertekan.
Jadi, kadang hidup itu ada masanya naik dan turun. Kehidupan yang akan kita lalui. Kita tidak bisa selalu terlihat bahagia untuk memvalidasi orang lain bahwa hidup kita selalu bahagia.
Boleh kita merasa sedih, marah, kecewa atau tidak semangat. Menerima perasaan negatif dan positif sebagaimana mereka hadir. Beri jeda untuk dirimu sejenak, lalu cari solusi yang tepat untuk menghadapi perasaanmu. SAY NO TO POSITIVE VIBES ONLY
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi
Editor: Herlianto. A