Malang, tugumalang.id – Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan 4 orang lagi profesor pada Minggu (24/9/2023) mendatang. Keempat profesor itu datang dari berbagai fakultas mulai Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Fakultas Peternakan (FAPET).
Profesor pertama yang dikukuhkan ialah Prof. Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P. sebagai Profesor aktif ke 17 di FPIK dan profesor ke-339 di UB. Dalam orasi ilmiahnya, dia menyodorkan metode tata kelola sumber daya perikanan berkelanjutan. Pasalnya, perkembangan armada penangkapan ikan hari ini harus dikendalikan agar sumber daya ikan di masa depan tetap lestari.
Permasalahan yang muncul hari ini masih berupa warisan masa lalu dimana laut merupakan sumber daya yang terbuka bagi siapapun (open access). Hal ini memunculkan overfishing yang mengancam masa depan sumber daya laut.
Prof Pudji menawarkan metode mata pencaharian alternatif (MPA) atau off fishing agar masyarakat nelayan tetap sejahtera sekaligus menjaga keseimbangan bioekonominya.
Hanya saja, dalam pelaksanaannya nanti tetap butuh komitmen semua pihak. Terutama dari pemerintah yang harus tegas secara regulasi,” tegas dia dalam konferensi pers sebelum pengukuhan, Jumat (22/9/2023).
Lalu, profesor kedua yakni Prof. Dr. Ir. Kuswati, M.S. didapuk sebagai Profesor aktif ke 19 di FAPET dan profesor ke-341 di UB. Prof Kuswati menyodorkan model Three in One (MTO) untuk meningkatkan Produktivitas Sapi Madura.
Model ini merupakan modifikasi dari penerapan konsep klasik dengan teknologi model MTO. Sapi madura masih berpotensi untuk dibudidayakan menjadi sapi layak bibit yang didukung dengan akses pakan sesuai potensi wilayah.
“Kalau di luar ada sapi Wagyu, di Indonesia ada sapi dari Madura yang bisa dikembangkan,” ungkap Prof Kuswati menegaskan.
Profesor ketiga yaitu Prof. Dr. Dra. Asfi Manzilati, M.E. sebagai Profesor aktif ke 24 di FEB dan menjadi profesor ke-342 di UB. Dalam orasinya, dia menawarkan konsep Kontrak Manunggal (Syirkah) untuk menumbuhkan Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan.
Prof Asfi memandang, suatu kontrak terjadi karena ads dua pihak atau lebih yang bersepakat. Namun, tidak selalu terbentuk kontrak yang sempurna dan kesejahteraan bagi para pihak.
“Termasuk di dalamnya kontrak di bidang pertanian maupun kontrak-kontrak lainnya. Hal ini dipicu terutama oleh ketidakseimbangan kapasitas dan daya tawar,” kata Prof Asfi.
Dengan model Syirkah ini, mekanisme pembagian manfaat dan/atau biaya/resiko di antara pelaku bisnis bisa dilakukan secara proporsional. Dalam mekanisme ini, terdapat linieritas manfaat dan atau biaya/resiko antar pihak.l
“Hal ini akan menumbuhkan rasa memiliki sekaligus bertanggung jawab atas kontrak sehingga menjaga keberlanjutan ekonomi,” jelasnya.
Keempat, ada Prof. Dr. Rofiaty, S.E., M.M. sebagai Profesor aktif ke 23 di FEB dan menjadi profesor ke-340 di UB. Prof Rofiaty memandang pelaku usaha hari ini perlu menerapkan terobosan baru agar unit bisnisnya tetap adaptif sesuai perkembangan zaman.
Terobosan baru itu bernama Entrepreneurial Flexible Orientation. Model ini merupakan perpaduan antara entrepreneurial orientation, fleksibilitas, dan adaptasi bisnis untuk memperkuat agilitas strategi dan inovasi meningkatkan kinerja bisnisnya.
“Sebebarnya, para pelaku usaha saya lihat masih bisa bertahan dengan semangatnya. Tapi, hari ini mereka hanya perlu menerapkan terobosan dan inovasi baru agar tetap survive,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko