MALANG – STIE Malangkucecwara bersama 9 perguruan tinggi dalam dan luar negeri, sukses menggelar Indonesian partners staff training workshop phase 3. Gelaran ini merupakan bagian dari kegiatan Indonesian Higher Education Leadership (Ihilead) Project tahun 2022 di University of Granada selama 4 hari, pada 26 sampai 30 September 2022.
Kegiatan ini sukses terselenggara oleh 10 perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. Selain STIE Malangkucecwara, ada Universitas Brawijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, President University, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran.
Ketujuh perguruan tinggi itu membentuk konsorsium yang didukung Kemendikbudristek dengan 3 Perguruan Tinggi dari luar negeri yaitu University of Gloucestershire Inggris, University of Granada Spanyol, dan International School for Social and Business Studies Slovenia.
Project ini dilatarbelakangi daya saing organisasi yang kini sangat dipengaruhi oleh kapasitas kepemimpinan. Tantangan perguruan tinggi diera VUCA ini memerlukan kecepatan, kelenturan dan ketepatan pemimpin dalam membuat keputusan.
“Maka, kterlibatan mereka (perguruan tinggi)diharapkan bisa menjadi mitra perubahan dalam mengadvokasi pentingnya efektivitas kepemimpinan perguruan tinggi di Indonesia,” ujar Dr Irene Pedreira Romero, Director of projects and international agreements, and representative of the rector at University of Granada.
Ada pula Dra Tjitjik Srie Tjahjandarie PhD, dari Kemendikbudristek; Dr Francisco Javier Montoro Ríos, Head of Modern Languages Centre Granada; David Dawson, Project Main Coordinator University of Gloucestershire; serta Ir Ilya Fadjar Maharika PhD Project coordinator dari Universitas Islam Indonesia.
Diketahui, kegiatan yang berlangsung di Universitas Granada ini diisi dengan seminar-seminar tentang EU Best Practice Seminar bertajuk “Principles for Creating Impact from Higher Education” yang dipaparkan oleh David Dawson.
Kemudian, penyampaian “Policy Impact – The Experience” from University of Granada yang disampaikan oleh Dr. José Alberto Castañeda-García, Research and Postgraduate Studies Vicedean dari the Faculty of Economics and Business; Dr. Juan Antonio Lacomba-Arias Vice dean International Relations dari Faculty of Economics and Business; serta Dr. Ignacio José Blanco-Medina, Director of International Strategy dari the Internationalization Vice rectorate.
Materi ini banyak memberikan penjelasan bagaimana membuat dampak dari kegiatan proyek ini untuk perguruan tinggi, sesuai dengan harapan dari project Ihilead terhadap peningkatan skill kepemimpinan di lingkungan perguruan tinggi secara nasional.
Selain itu, David Dawson; Valerij Dermol; dan Rodrigo Martin-Rojas memberikan contoh tentang “Impactful Higher Education projects: Process and Results“. Proyek ini sangat strategis bagi tatakelola perguruan tinggi dan diharapkan bisa berdampak signifikan bagi peningkatan kualitas institusi perguruan tinggi di Indonesia dan sejalan untuk mendukung pencapaian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Sebagai informasi, aktifitas peserta pilot project dalam phase 3 ini adalah untuk mengembangkan project of change management yang telah dibuat pada phase 1 dan 2 yang telah dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia dan Universitas Padjajaran bulan lalu.
Pada phase sebelumnya, kegiatan menekankan pada pengkayaan dan peningkatan kapasitas peserta pelatihan. Beberapa materi seperti authentic leadership, managing resource, managing conflict serta beberapa pembahasan kasus diberikan sebagai bekal pengetahuan.
Untuk menjamin keberlangsungan program dan memberikan dampak bagi peningkatan leadership di perguruan tinggi kedepan, maka konsorsium tujuh perguruan tinggi tsb membentuk asosisasi yang dinamakan Perkumpulan Pendidikan Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Pemimpin) yang dibentuk oleh konsorsium.
Nantinya, asosiasi ini akan menyelenggakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan yang didesign dengan sesuai dengan kebutuhan leadership bagi perguruan tinggi serta membeikan sertifikasi kompetensi bagi persertanya.
Sementara itu, Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD menambahkan bahwa kegiatan ini sudah berjalan beberapa tahun. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas leadership skill melalui perguruan tinggi.
“Tidak hanya skill tapi mentalitas seorang leader untuk digali lebih dalam,” tutur dia.
Secara nasional, lanjut dia, pihaknya melakukan paparan kepada Menristekdikti yang terlibat untuk melakukan aksi enforce. “Sehingga hasil dari hibah ini dapat diberikan kepada universitas yang ada di Indonesia untuk meningkatkan kualitas leadership,” tukasnya