MALANG – Bangku dan kursi siswa SMAN 8 Kota Malang kembali tak berpenghuni usai pembelajaran dilakukan secara daring. Hal itu menyusul adanya keresahan wali murid terhadap perkembangan kasus Covid-19 di SMAN 8 Kota Malang.
Kepala SMAN 8 Kota Malang, Anis Isrofin mengatakan, memang ada tambahan satu siswa yang dinyatakan positif usai dilakukan tracing melalui swab antigen. Siswa itu kemudian dilakukan swab PCR, namun saat ini hasilnya belum keluar.
Belakangan, wali murid juga banyak yang mengusulkan untuk kembali dilakukan sekolah daring. Mengingat tren kasus harian COVID-19 di Kota Malang juga tengah mengalami kenaikan.
“Karena itu permintaan orang tua, maka harus kami fasilitasi. Kami tentu harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa. Meski tidak tatap muka, tapi pembelajaran harus tetap berlangsung, yakni dengan daring. Maka hari ini sudah mulai daring semua,” ujarnya, Senin (31/1/2022).
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim wilayah Malang Raya hingga Dinas Kesehatan Kota Malang terkait temuan hasil tracing dan permintaan wali murid untuk menjalankan sekolah daring.
“Sebetulnya anak anak itu sudah sangat senang bisa sekolah tatap muka. Mereka sebetulnya juga gak mau daring lagi. Tapi kami tak bisa menentang arus aturan yang ada. Kami harus mengikuti prosedur yang ada,” bebernya.
Dia juga mengaku dilema dalam memutuskan kebijakan sekolah daring ini. Sebab, siswa sangat ingin belajar di sekolah. Namun memang wali murid menghendaki sekolah daring. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya SMAN 8 Kota Malang yang memiliki 918 siswa ini kembali menerapkan daring 100 persen.
“Saya sebetulnya juga dilematis, anak anak ingin pembelajaran tatap muka, guru juga oke. Tapi orang tua tak mengizinkan. Kalau kami tak mengakomodir kemauan orang tua dan kalau ada apa apa kan resiko tentu saya yang nanggung,” jelasnya.
“Makanya kami cari jalan keluar anak anak belajar di rumah sementara. Kalau hasil tracing testing negatif semuanya, kami menunggu arahan dari puskesmas. Mudah mudahan bisa kembali sekolah tatap muka lagi,” imbuhnya.
Sebelumnya, SMAN 8 Kota Malang hanya menerapkan pembelajaran daring pada satu kelas. Dimana, di kelas itu ditemukan salah satu siswa yang terkonfirmasi Covid-19 melalui swab PCR. Kemudian pihak sekolah melakukan tracing kepada 22 siswa dan 11 pengajar.
Disebutkan, siswa yang menjalani tracing itu meski sudah dinyatakan negatif tetap mendapat pantauan dari puskesmas terdekat. Puskesmas juga menyarankan mereka untuk isolasi mandiri selama 10 hari.
“Puskesmas tetap akan memantau kesehatan mereka. Kalau ada apa apa atau keluhan, anak anak akan di PCR. Kalau aman, mudah mudahan boleh sekolah tatap muka kembali,” katanya.
Reporter: M Sholeh
editor:jatmiko