Tugumalang.id – Pengalaman makan unik bisa didapatkan di sebuah warung yang letaknya tersembunyi dari jalan raya dan pemukiman warga. Warung bernama Sumber Rejeki atau dikenal dengan Pemancingan Tegaron ini berada di samping sawah dan dibangun di sekitar kolam mata air.
Para pengunjung bisa memancing ikan di kolam tersebut dan menyantap ikan hasil tangkapan mereka sendiri. Pengalaman unik dan hasil olahan ikan yang lezat ini yang membuat Warung Sumber Rejeki selalu ramai dikunjungi pelanggan.
Warung ini terletak di Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Letaknya cukup tersembunyi, sekitar dua kilometer dari jalan raya. Namun, pelanggan yang makan di warung milik pasangan Hariadi dan Sri Astuti ini bisa berasal dari seluruh Malang Raya, bahkan hingga luar Jawa.
“Pelanggan kami dari seluruh Jawa Timur. Bahkan ada yang dari Jakarta, Yogyakarta, Sulawesi, dan Kalimantan. Setiap momen-momen tertentu mereka kembali datang ke sini,” ujar Mat Munir, kakak pemilik Warung Sumber Rejeki yang kesehariannya juga ikut mengelola warung tersebut.

Menurut Munir, pada tahun 2001, tempat yang menjadi lokasi warung adalah untuk budidaya ikan gurami. Namun, karena kondisi airnya kurang cocok untuk budidaya, akhirnya usaha tersebut tidak dilanjutkan.
Kolam di warung tersebut merupakan mata air yang berasal dari sawah di sekitarnya. Sehingga, airnya terus mengalir dan cukup dingin. Kondisi air seperti ini rupanya tidak cocok dengan gurami yang menyukai air hangat dan tenang.
“Adik saya dapat masukan dari teman-teman pemancing untuk coba bikin pemancingan. Dari mancing itu akhirnya coba bikin warung,” ujar Munir.
Warung ini berdiri sekitar 3-4 tahun setelah dilakukan usaha budidaya. Ini berarti Warung Sumber Rejeki telah berdiri hampir dua dekade.
Selama itu pula, warung ini menjadi jujugan pengunjung yang ingin menyantap ikan dan ingin memancing sendiri ikan yang akan ia makan.
Ikan yang Dipancing Wajib Dibeli
Bagi pemancing, pemilik warung tak menerapkan biaya pemdaftaran atau tiket. Namun, setiap ikan yang ditangkap akan ditimbang dan wajib dibeli oleh pemancing tersebut.
“Kalau yang memancing, ikannya wajib dibeli. Kalau nggak dapat, ya nggak wajib beli. Setelah dipancing, ikan nggak boleh dilepas, karena risikonya mati,” kata Munir.

Pengunjung warung ini tentu saja tak harus memancing terlebih dahulu. Bagi yang ingin makan saja, bisa langsung memesan menu yang diinginkan. Warung Sumber Rejeki menyediakan menu ikan bakar, ikan goreng, dan ikan asam manis. Pengunjung juga bisa memilih jenis ikannya, nila atau gurami.
Harga menu disesuaikan dengan berat dari ikan yang disajikan. Gurami bakar dan asam manis diberi harga Rp90 ribu per kilogram, sememtara ikan gurami goreng diberi harga Rp85 ribu per kilogram. Untuk nila bakar dan asam manis, per kilogram diberi harga Rp60 ribu. Sementara nila goreng diberi harga Rp55 ribu.
Selain warung dan pemancingan, di tempat ini pengunjung juga bisa menikmati terapi ikan dan kolam renang dengan membayar tiket Rp5 ribu saja. “Tapi kolam renangnya hanya buka hari Sabtu dan Minggu saja. Itu kolam untuk anak-anak kecil,” imbuh Munir.
Di hari biasa, Warung Sumber Rejeki bisa menjual 25-75 kilogram ikan. Akan tetapi di hari akhir pekan, warung ini penuh pengunjung dan bisa menjual hingga 200 kilogram ikan. Tentunya apabila libur lebaran, penjualan bisa lebih tinggi lagi.
Keunikan lain dari Warung Sumber Rejeki adalah mereka tidak melakukan promosi gencar-gencaran. Walaupun letaknya tersembunyi, banyak pengunjung yang datang karena mendapat informasi dari teman mereka.
Kini, banyak juga yang mengetahui tentang Warung Sumber Rejeki melalui media sosial. Namun, itu bukan bagian dari promosi yang dilakukan oleh pemilik.
“Kebanyakan promosi dari mulut ke mulut. Ada juga pelanggan yang minta izin untuk membuat video YouTube di sini,” kata Munir.
Salah seorang pengunjung yang diwawancarai Tugu Malang ID juga mengaku mengetahui warung tersebut dari temannya di klub senam. Pengunjung bernama Pancasilawati tersebut merupakan warga Kecamatan Blimbing, Kota Malang keturunan Belanda. Ia bersama suaminya mengendarai sepeda motor untuk menyantap ikan bakar dan ikan goreng di Sumber Redjeki.
Meski baru pertama kali ke sana, perempuan yang biasa dipanggil Panca ini langsung menyukai olahan ikan yang ia santap. “Rasanya enak sekali, gurih,” ujar Panca.
Ia juga mengatakan suka dengan suasana di warung yang asri dan tenang. Saking senangnya, Panca memesan beberapa menu untuk dibawa pulang dan disantap bersama keluarga.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A