MALANG – Pandemi COVID-19 rupanya tak mengurangi semaraknya rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) SMA Negeri (SMAN) 8 Kota Malang yang ke-49. Seperti halnya, antusias ratusan peserta Webinar Nasional dan Gelar Karya Tulis Ilmiah bertajuk “Kurikulum dan Pembelajaran yang Memerdekakan” yang berlangsung daring, pada Jum’at (26/2/2022).
Kegiatan ini, turut dihadiri beberapa narasumber yakni Kabid PSMA Dindik Provinsi Jawa Timur Dra Ety Prawesty MSi; Guru Besar UM Prof Dr Djoko Saryono MPd; dan System and Policy Specialist Inovasi Afifudin MSc PhD.
Kepala sekolah SMAN 8 Kota Malang, Anis Isrofin MPd menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi maupun edukasi terkait penulisan karya ilmiah, khususnya bagi para guru di Kota Malang. “Kegiatan ini menjadi wada untuk belajar bersama hingga berkarya bersama dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidkan di Indonesia,” ujarnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Malang dan Batu, Dr Dra Ema Sumiarti MSi memberikan apresiasi atas terselenggaranya webinar nasional dalam menyongsong penerapan Merdeka Belajar maupun kurikulum prototype. Melalui kurikulum tersebut, siswa maupun guru bebas berinovasi untuk meningkatkan kualitas belajarnya.
“Hari ini SMAN 8 mengadakan kegiatan yang bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi guru. Kegiatan penulisan jurnal ini, akan mendukung guru dalam mengajar maupun menunjukkan karyanya,” sambung Ema.
Iapun mendorong para peserta untuk menuangkan tulisan di tempat yang tepat sehingga dapat berdampak positif dan bermanfaat bagi para pembacanya. Termasuk di sosial media.
“Marilah menulis, dengan menulis kompetensi kita akan meningkat dan saya ucapkan selamat ulang tahun ke-49 bagi SMAN 8 Kota Malang. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua,” ungkapnya.
Sementara itu, Kadis PSMA Dindik Provinsi Jawa Timur Dra Ety Prawesty MSi menambahkan bahwa sekian lama dunia pendidikan dihadapkan dengan situasi pandemi COVID-19. Sebagai pengelola, para guru di tuntut untuk bekerja ekstra agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi learning loss.
Sejauh ini, lanjutnya, terdapat beberapa perubahan terhadap kurikukulm. Dimana, sebelum pandemi SMA telah melaksnakan kurikulum 2013. Kemudian di tahun 2021, terdapat Kurikulum 2013, Kurikukulm Darurat dan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Serta, di tahun 2021/2022 tersedia pilihan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat maupun kurikulum prototype yang juga dinamakan Kurikulum Merdeka di sekolah penggerak. Tentunya, ini menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
“Kurikulum Merdeka, diharapkan mampu membantu pemulihan dunia pendidikan karena menawarkan kebebasan para guru dan sekolah dalam menyusun metode pembelajaran dan sekolah karena esensinya pengembangan karakter sesuai profil pelajar pancasila,” sambungnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: Jatmiko