Tugumalang.id – Salman Subakat, nama yang tak asing di jagad perkosmetikan nasional. Dia adalah CEO PT Paragon Technology and Innovation yang telah melahirkan banyak brand dan semuanya sukses di pasaran. Sebut saja Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Labore, Putri, Biodef, Instaperfect, Crystallure, Beyondly, Wonderly dan Tavi.
Berbagai produk ini, sukses menghiasai etalase-etalase toko-toko online maupun offline. Bahkan boleh jadi, Anda pembaca sekalian adalah pengguna dari para produk-produk yang terkenal berkualitas tersebut. Ada satu pertanyaan yang sering mengemuka utamanya bagi mereka yang ingin berbisnis, yaitu bagaimana Salman Subakat sebagai CEO Paragon mengelola bisnisnya sehingga semua brandnya berhasil?
Baca Juga: 5 Kata Menggambarkan Salman Subakat
Nah, artikel ini akan membahas rahasia sukses Salman Subakat membangun brand-brand yang tidak hanya menasional tetapi mendunia. Dalam suatu podcast dengan Deryansha Azhary, Salman sapaan akrabnya, membeberkan apa yang telah dia lalukan dengan PT Paragon.
Dia mengupas mulai generasi pertama PT Paragon saat membangun pondasi di Paragon. Saat itu diawali membentuk pondasi karyawan yang awet dan berjuang dalam setiap generasinya. Cara pembentukannya dengan mementingkan pendidikan kepada brand ambassador agar merasakan kultur yang bagus dan mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen.
“Untuk menciptakan perusahaan yang sustain itu harus jangan buru-buru, karena kita harus membangun pondasi yang kuat. Organisasi itu, membutuhkan waktu untuk membangun kultur yang kuat dan sembari membangun pondasi kita sambil berjalan,” jelas Salman.
Baca Juga: Kata Salman Subakat Tentang FJP : Berharap Jadi Gerakan Pendidikan yang Nyata
Sebagai beauty company, PT Paragon memiliki budaya yang bagus yang membuat perusahaan itu berkembang dan inovatif. Untuk membentuk kultur yang kuat membutuhkan talent yang mumpuni.
“Membuat kultur yang kuat itu butuh talent yang kuat. Talent yang kuat tumbuh dari kultur yang kuat, kultur yang kuat butuh pemimpin yang sudah berpengalaman,” tambahnya.
Menurut Salman, dalam bisnis harus memikirkan dan memperhatikan kualitas, manajemen, juga iklan, entah itu melalui influencer atau lainnya. Dan, yang tak kalah penting harus membangun supply chain dan organisasi yang solid.
Dia juga menyoroti tentang pendidikan dan inovasi dalam bisnis untuk membangun ekosistem yang membuat bisnis meningkat dan lebih besar. “Pendidikan bisa membangun ekosistem untuk kita bisa ekspansi ke luar negeri, membuat formula terbaik untuk Asia Region South East dengan cara kita riset sendiri,” jelasnya.
Baca Juga: Salman Subakat: Seorang Milenial Harus Punya Inovasi dan Solusi
Berbicara bisnis, imbuh alumni ITB itu, tidak hanya produknya saja tetapi juga harus membuat brand yang excitement mulai dari bagaimana perjalanan bisnis tersebut sampai ke tujuan bisnis (purpose). Sebagai produk lokal harus memberikan rasa bangga kepada konsumen atas penggunaan produk tersebut dan mengetahui tujuan produk tersebut.
“Kalau kita menyentuh marketing 4.0 maka yang tersentuh bukan hanya produknya tetapi juga rasa bangga sebagai orang Indonesia. Nah kita bridging dari 2.0 ke 3.0 ke 4.0 bahwa ini kebanggaan Indonesia,” imbuhnya.
Pada akhir sesi, Salman Subakat berpesan bahwa masalah kualitas, industri manapun jangan main di hilir semua tetapi juga main di hulu untuk menjaga kualitas.
Saat ini, PT Paragon Technology and Innovation telah menjadi panutan bagi merek kecantikan lokal Indonesia dan telah berhasil memasarkan produknya di berbagai negara. Hal ini membuktikan bahwa dengan pondasi yang kuat, inovasi, pendidikan dan kultur yang baik, perusahaan Indonesia dapat bersaing di industri global.
Penulis: Chisma Haryati Kartika (Magang)
Editor: Herlianto. A