Tugumalang.id – Pendidikan bagi anak-anak tak terbatas di sekolah saja. Selama ada fasilitas, anak-anak bisa bermain dan belajar di mana saja dan kapan saja.
Di kota-kota besar, ada banyak instansi yang menyediakan berbagai kursus tambahan bagi anak-anak. Baik kursus mata pelajaran sekolah maupun kursus untuk menambah keterampilan dan kreativitas. Sayangnya, ini tidak berlaku di desa. Masih belum banyak wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak adalah dengan membaca buku. Namun bagi sebagian orang, harga buku sangatlah mahal. Sementara buku di perpustakaan biasanya hanya memiliki koleksi buku pelajaran sekolah. Tak jarang, buku-buku tersebut merupakan cetakan lama yang sudah tidak relevan dengan kurikulum masa kini.
Inilah yang mendorong Faiz Ushbah Mubarok untuk mendirikan Rumah Baca Singajaya. Dia ingin membantu anak-anak di kampungnya agar memiliki kegiatan bermanfaat dan berkualitas sepulang sekolah.
“Awalnya karena keresahan pada anak-anak di kampung saya, tidak ada yang mewadahi pendidikan anak-anak setelah sekolah,” ujarnya.
“Jika pemuda kampung punya karang taruna, ibu-ibu memiliki forum PKK, tidak ada yang membantu anak-anak dalam meningkatkan pendidikannya,” tambah Faiz.
Rumah Baca Singajaya berdiri pada Desember 2016 dan bertempat di Jalan Kejen RT 012/RW 004 Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Rumah Baca ini beroperasi setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat selepas maghrib.
Tak hanya menyediakan 1.000 koleksi buku yang bisa dibaca gratis, Rumah Baca Singajaya juga menyediakan bimbingan belajar (bimbel) gratis. Bimbel ini diadakan setiap Senin, Rabu, dan Jumat malam. Saat ini, bimbel yang terselenggara berkat kerja sama dengan Sanggar Genius Yatim Mandiri ini memiliki 25 siswa.
Rumah Baca Singajaya juga memiliki kegiatan yang membantu anak-anak yatim seperti beasiswa wali asuh, donasi buku tulis dan alat tulis bagi 100 anak yatim di setiap tahun ajaran baru, serta sunat gratis bagi anak yatim. Untuk kegiatan-kegiatan ini, biaya berasal dari donatur. Sementara untuk operasional sehari-hari, biaya berasal dari kantong pribadi Faiz.
Ke depannya, Faiz ingin terus mengembangkan Rumah Baca Singajaya agar bisa terus menebar manfaat bagi anak-anak di sekitar. “Kami juga ingin mengembangkan Rumah Baca Singajaya sebagai forum pendidikan yang bisa bekerja sama dengan semua pihak di desa. Tidak hanya dari segi akses buku, namun pendampingan anak-anak yang kurang mampu dan broken home,” harap Faiz.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti