Tugumalang.id – Pj Wali Kota Batu akhirnya angkat bicara terkait tuntutan massa aksi dari Pemuda Pancasila yang demo pada Senin (8/1/2024) lalu. Salah satu tuntutan yang disuarakan yakni terkait pengelolaan sampah pasca TPA Tlekung ditutup.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mengatakan sejauh ini dirinya telah melaksanakan semua poin-poin tuntutan warga Desa Tlekung yang ditandatanganinya pada 29 Juli 2023 lalu. Total ada 6 poin tuntutan saat itu.
Pertama, memaksimalkan proses pengolahan sampah. Kedua, sampah yang masuk TPA Tlekung harus dikelola dengan mesin dan tidak hanya dibuang dan ditimbun. Ketiga, pemerintah sepakat untuk tidak memperluas TPA Tlekung.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Paparkan Program Prioritas Akhir Tahun di Kemendagri
Keempat, Pemerintah melakukan kajian TPA di beberapa lokasi. Kelima, optimalisasi TPS3R di masing-masing desa dan kelurahan dan Keenam penyusunan SOP yang transparan di TPA Tlekung.
Menurut Aries, dalam kurun 3 bulan ini semua poin itu ia klaim telah dipenuhi. “Saya telah berkeliling langsung melihat perkembangan pengelolaan sampah di Kota Batu. Saya atas nama Pemkot Batu telah memenuhi semua poin-poin yang menjadi tuntutan warga Desa Tlekung,” ungkap Pj Wali Kota Batu itu.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Paparkan Progres Tata Kelola Sampah Pasca TPA Tlekung Ditutup di Jakarta
Saat ini, kata Aries, perkembangan pengelolaan sampah di Kota Batu sudah menggembirakan. Mulai datangnya 3 mesin insinerator di TPA Tlekung yang telah beroperasi. Mesin ini mengolah sampah residu zero waste sehingga tidak menghasilkan limbah baru baik berupa air lindi maupun timbunan sampah baru.
“Sampah di TPA saat ini sudah langsung diolah dengan mesin insinerator dan zero waste. Dengan demikian, sampah yang masuk tidak menimbulkan limbah baru, baik air lindi maupun tumpukan sampah baru,” tegasnya.
Aries setiap hari juga telah mengecek kinerja mesin insinerator di TPA Tlekung, di mana 3 unit mesin tersebut bekerja 14 jam yang dibagi 1 unit mesin untuk pengelolaan sampah yang masih tersisa di TPA Tlekung.
Sementara, 1 unit mesin untuk pengelolaan sampah setiap harinya yang masuk ke TPA Tlekung dan langsung diproses, dan 1 unit mesin lagi untuk pengolahan sampah khusus dari Warga Desa Tlekung.
Aries juga memastikan masing-masing 24 desa dan kelurahan telah memiliki TPS3R untuk mengolah sampah secara mandiri. Semua TPS3R, kata dia, sudah siap 80 persen.
”Perkembangan ini sudah sangat bagus karena sebelumnya masih ada desa dan kelurahan yang belum punya TPS3R tapi saat ini sudah punya dan di tahun ini, kita akan menyempurnakan TPS3R desa dan kelurahan agar berjalan lebih optimal,” kata dia.
Kendati demikian, ia memaklumi jika sistem tata kelola sampah yang baik membutuhkan proses yang panjang dan biaya tinggi. Aries mengimbau peran aktif dan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan hal ini.
Misalnya dengan melakukan pilah sampah dari rumah. Dengan demikian, masalah pengelolaan sampah akan segera teratasi. ”Kita berharap peran aktif masyarakat bisa mengelola dan memilah sampah dari rumah agar memudahkan petugas sampah untuk mengangkut dan mengelola sampah agar lebih cepat lagi baik di TPS3R maupun di TPA,” harapnya.
”Saya kira tuntutan itu (ormas, red) tidak berdasar karena saya setiap hari turun langsung ke lapangan dan masih menemukan banyak oknum buang sampah sembarangan. Saya lagi yang mimpin buat bersihkan sampah itu semua,” ujarnya.
Ia berharap, dukungan semua pihak untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya. Apakah itu dari rumah maupun dari berbagai tempat, apakah itu restoran dan hotel.
”Kalau ada kesadaran memiliah sampah dari rumah, tentunya akan memudahkan memproses sampah lebih baik lagi. Jadi butuh kepedulian bersama,” harapnya.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A