Kota Batu, Tugumalang.id – Pemkot Batu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus berupaya mencetak agen-agen pelopor dan pelapor (2P) perlindungan dan pemenuhan hak anak.
Selain lewat sosialisasi dan pendampingan secara door to door ke rumah warga, mereka bersama Forum Anak Mahasatu menggelar Lomba Video Pendek dengan berbagai tema terkait perlindungan hak anak. Namun, pesertanya adalah anak-anak itu sendiri.
Dalam proses pembuatan video, tentunya melewati tahapan riset, wawancara dan lain-lain. Proses inilah yang kemudian diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kesadaran hak anak dari diri mereka sendiri sejak dini.
Baca Juga: Kota Batu Raih Titel Kota Layak Anak Nindya hingga Forum Anak Desa Terbaik Nasional
Lomba ini sendiri sudah dimulai sejak 2 hingga 13 Juli 2024. Hingga kini, sudah ada 13 video yang masuk dan sedang dalam tahap penilaian untuk menentukan siapa pemenangnya. Lomba ini diikuti anak-anak tingkat SMP, SMA dan Forum Anakdi seluruh Desa dan Kelurahan se-Kota Batu
Kabid PPPA, Amida Yusiana menerangkan, selain edukasi, lomba ini digelar dalam rangka peringatan Hari Keluarga dan Hari Anak Nasional 2024. Dalam lomba ini, karya peserta diperlombakan dengan berbagai kategori. Mulai Pencegahan Pernikahan Dini, Pencegahan Narkoba, Kesehatan, Pencegahan Kekerasan terhadap Anak, Penanggulangan Sampah hingga Pemanfaatan Waktu Luang.
“Pemenangnya ditentukan berdasarkan kategori-kategori tersebut. Sejauh ini karya yang masuk sudah ada 13 video, dari seluruh desa kelurahan di Kota Batu,” jelas Amida pada tugumalang.id, Senin (22/7/2024).
Lewat ajang ini, lanjut Amida, diharapkan dapat meningkatkan peran pelopor dan pelapor terkait pemenuhan dan perlindungan hak anak dimulai dari lingkungan sekitarnya. Tujuan besarnya adalah meningkatkan partisipasi anak dalam pembangunan daerah.
Baca Juga: Pemkot Batu Tetap Kawal Hak Pendidikan 5 Pelaku Kekerasan Anak Pasca Vonis Penjara
”Pelopor itu mereka akan menjadi contoh bagi anak-anak di lingkungan sekitarnya, sementara pelapor adalah meningkatkan partisipasi aktif anak terhadap kasus-kasus perlindungan hak anak,” jelasnya.
Peran ini menjadi penting mengingat kasus terkait hak anak masih marak terjadi di Kota Batu. Hampir setiap tahunnya, DP3AP2KB mendapat aduan dari masyarakat hingga mencapai lebih dari 50 kasus tiap tahunnya.
Tingginya angka kasus tersebut berkat peran aktif DP3AP2KB yang getol terjun langsung ke warga untuk menekankan kesadaran hak anak ini. Bahkan ketika ada kasus kekerasan anak, pihaknya selalu mengawal dan melakukan pendampingan hingga tuntas.
”Misal kita gak gerak sama sekali, mungkin angka kasusnya bisa jadi sedikit sekali. Justru ketika warga pro aktif melaporkan itu artinya mereka sudah aware dengan hak anak,” ujarnya.
Amida mengatakan jika dari semua laporan yang masuk hampir 100 persen selalu tertangani dengan baik. Tidak heran jika DP3AP2KB sendiri memang punya layanan yang lengkap. Mulai tim psikolog, pendamping hukum, P2TP2A hingga tim Puspaga Pusat Pembelajaran Keluarga).
”Semua layanan kita penuhi dengan baik mulai dari aspek hukum, pendidikan hingga edukasi langsung ke pihak keluarga. Jadi, kita juga langsung sasar hulu masalahnya di tingkat keluarga,” ungkapnya.
Ia mengatakan jika semua upaya ini juga berkaitan dengan komitmen Pemkot Batu yang menargetkan raihan Kota Layak Anak (KLA) Tingkat Utama pada 2025. Sebab itu, pihaknya terus getol melakukan sosialisasi dengan menggandeng semua pihak demi terciptanya kesadaran kolektif menjaga hak anak.
”Kami yakin dengan sinergitas, cita-cita bersama mewujudkan Generasi Emas di 2045 nanti bisa tercapai. Jadi kesadaran menjaga hak anak adalah tanggung jawab kita semua,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko