Tugumalang.id – Dua pesilat Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyabet juara 1 pada Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition 2024.
Digelar oleh Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kabupaten Malang, kejuaraan dilaksanakan di GOR Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (05/10/2024). Kompetisi tingkat nasional ini diikuti 1800 atlet. Selain dari Malang Raya juga diikuti atlet dari berbagai daerah di Indonesia.
Keduanya adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ITN Malang. Yakni, Azroul Hasri (Teknik Informatika S-1), dan Gilbertus Jhon Paul Ivan (Teknik Industri S-1). Mereka menyabet Juara 1 Kelas E Dewasa Putra.
Baca Juga: Abdimas Tim Dosen ITN Malang Olah Sampah Plastik jadi Paving
Pada kelas ini keduanya berada di bagan pertandingan (gelanggang) berbeda. Secara keseluruhan kejuaraan mempertandingkan empat kategori, yakni pra usia dini, usia dini, pra remaja, remaja, dan dewasa. Dengan mempertandingkan fighter dan seni.
Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition 2024 sebagai upaya mencari bibit-bibit baru, dan mencetak prestasi bagi para atlet. Para pesilat ini memperebutkan Piala Kadispora (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga) Kabupaten Malang.
”Kami mengikuti kejuaraan untuk memberi prestasi terbaik, sekaligus untuk memperkenalkan kampus ITN Malang. Bahwa ITN juga memiliki atlit silat. Bersyukur kami berdua sama-sama memperoleh Juara 1 di kelas yang sama. Pada kejuaraan ini memang dibuka beberapa bagan pada kelas yang sama. Kami satu kontingen tidak saling berhadapan, jadi bisa sama-sama juara 1,” jelas Gilbertus Jhon Paul Ivan yang akrab disapa Ivan.
Baca Juga: Kukuhkan 578 Wisudawan, ITN Malang Komitmen Cetak SDM Unggul di Bidang Teknologi
PSHT ITN Malang menurunkan dua atlet, dan tiga official. Tugas dari official adalah mendampingi pesilat, memberikan nasihat, dan membantu segala kebutuhan pesilat. Tugas official akan dijalankan sebelum pertandingan, saat istirahat, dan antara babak.
Ivan mengatakan, pada kejuaraan ini dia bertanding sebanyak empat kali. Menurutnya, lawan paling menantang selain dari Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, ada juga pesilat dari Tegalgondo Malang yang memiliki badan lebih besar darinya.
Mahasiswa angkatan 2021 ini bukan kali pertama meraih prestasi. Sebelumnya Dia pernah meraih medali perunggu Dandim Cup Kediri 2022. Sejak sekolah pada 2016 Ivan sudah belajar silat di PSHT.
Meskipun pada 2017 sempat tidak aktif, akhirnya dia resmi menjadi warga di tahun 2020. Ketertarikan Ivan kepada seni beladiri tradisional Nusantara ini adalah pada motivasi untuk melestarikan warisan budaya.
Serta ikatan emosional/kekeluargaan yang erat antar warga PSHT di seluruh Indonesia juga menjadi alasan tersendiri baginya.
“Tiap gerakan silat PSHT ada unsur seninya, juga ada bimbingan kerohanian. Isi dari pelajaran PSHT sangat baik, mendidik manusia berbudi luhur, tahu benar, dan salah.
Namun sayangnya ada oknum (PSHT) di luar sana berbuat kerusuhan, yang mengakibatkan nama baik kami semua kena imbasnya. Padahal di kampus kami hanya ingin berlatih, bersaudara, dan berprestasi,” tutur putra kelahiran Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Didikan PSHT sangat dirasa oleh Ivan. Dulu saat sekolah Ivan adalah anak yang bandel dan sulit diatur bahkan oleh orang tuanya. Namun sejak ibunya menyarankan dia masuk PSHT, Ivan menjadi anak penurut, dan patuh kepada orang tua.
“Saya latihan di PSHT, diberi nasehat dan motivasi oleh pelatih. Akhirnya saya tergerak hati, yang awalnya kalau pergi seenaknya tanpa izin, sejak itu selalu meminta izin dan salim kepada orang tua,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Ivan, pada kejuaraan ini Azroul Hasri juga bertanding empat kali. Badan memar-memar atau keseleo sudah menjadi hal biasa bagi putra asal Blitar, Jawa Timur ini.
Menurut Azroul lawan paling menantang saat kejuaraan adalah saat melawan atlet dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.
“Di semifinal lawannya dari UPN. Dia memang atlet Kejurnas, mainnya rapi,” kata mahasiswa angkatan 2023 ini.
Selama di PSHT Komisariat ITN Malang Azroul baru kali pertama menorehkan prestasi. Ketertarikannya dengan PSHT dimulai sejak SMP, ditambah lagi sang kakek juga merupakan Warga PSHT.
Untuk menghadapi pertandingan baik Azroul maupun Ivan berlatih tiga kali dalam satu minggu di kampus. Diluar itu mereka juga ikut latihan di sanggar pencak silat di Singosari, Malang.
Selain latihan fisik mereka juga latihan teknik. Regulasi kejuaraan pencak silat 2022 juga memaksa mereka berlatih lebih keras. Pasalnya ada perbedaan regulasi khususnya fighter, dimana peserta saat bertanding boleh menerapkan unsur gerakan gulat, seperti bantingan, kuncian dll.
“Prestasi ini awal bagi saya. Rencana kedepan pada Bulan Desember 2024 kami akan mengikuti Piala Dandim. Dan untuk jangka panjang tetap menekuni silat. Intinya di sisi akademik dan non akademik harus imbang,” tuntas penghobi olahraga silat ini.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: Rilis ITN Malang
Editor: Herlianto. A