TUGUMALANG – 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Perayaan ini telah dilakukan selama lebih dari satu abad.
Berawal pada tahun 1908 di New York, 15 ribu perempuan turun ke jalan untuk menuntut upah kerja yang lebih tinggi, jam kerja yang lebih singkat, serta hak untuk mengikuti Pemilu .
Satu tahun kemudian, Hari Perempuan Nasional Amerika Serikat ditetapkan setiap hari Minggu terakhir di bulan Februari. Namun seorang politisi perempuan di Jerman mencetuskan ide bahwa Hari Perempuan sebaiknya dirayakan secara internasional.
Ide tersebut ia sampaikan pada International Conference of Working Women pada tahun 1910. Semua peserta yang hadir dalam konferensi tersebut menyetujui adanya Hari Perempuan Internasional.
Perayaan Hari Perempuan Internasional pertama dilakukan di Denmark, Austria, Jerman, dan Swiss pada 19 Maret 1911. Lebih dari satu juta orang, baik perempuan maupun laki-laki melakukan demonstrasi untuk menuntut hak perempuan untuk mendapat pendidikan, pekerjaan, jabatan di kantor publik, hak untuk mengikuti pemilu, dan mengakhiri diskriminasi.
Setelah melakukan diskusi-diskusi, Hari Perempuan Internasional kemudian ditetapkan pada tanggal 8 Maret. Tanggal tersebut ditetapkan berdasarkan gerakan perempuan Rusia yang menyerukan perdamaian di tengah Perang Dunia I pada tanggal 23 Februari.
Saat itu, Rusia masih menggunakan Kalender Julius. Jika dikonversi ke Kalender Gregorius atau penanggalan yang saat ini lazim digunakan, hari terjadinya gerakan tersebut adalah 8 Maret.
Tahun 1914, peringatan Hari Perempuan Internasional di tanggal 8 Maret pertama kali dilakukan di beberapa negara Eropa.
Enam dekade setelahnya, yaitu pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merayakan Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya.
Saat ini Hari Internasional Perempuan masih dirayakan di seluruh dunia dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Di tahun 2022, tema Hari Perempuan Internasional adalah #BreakTheBias atau Mendobrak Bias.
Dilansir dari situs International Women’s Day, tema #BreakTheBias ini dipilih untuk menghapus bias-bias gender yang menghambat perempuan untuk berkembang.
Disadari atau tidak, ada anggapan dan prasangka terhadap perempuan yang mencegah perempuan untuk melangkah maju.
Tak semua orang menyadari adanya bias ini. Diharapkan di tahun ini, masyarakat tidak hanya mengakui adanya bias yang merugikan perempuan, namun ada aksi nyata untuk menghapus bias-bias tersebut.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id