Minggu, Juni 1, 2025
Tugumalang.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugu Malang ID
No Result
View All Result
Home Pertanian

Penyakit LSD Pada Sapi: Penularan hingga Cara Lengkap Pencegahan untuk Peternak

Redaksi by Redaksi
November 15, 2022 12:01 pm
in Pertanian
Penyakit Lumpy Disease Skin (LSD) pada sapi

Penyakit Lumpy Disease Skin (LSD)

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Tugumalang – Belum usai penyakit mulut dan kuku atau PMK yang menyebabkan banyak sapi di Indonesia mati, kini muncul Penyakit Lumpy Disease Skin (LSD). Penyakit kulit ini disebabkan virus pox dari genus Capripoxvirus (CaPV).

Virus ini telah terdeteksi di Indonesia. Penyakit yang menyerang hewan sapi, kerbau, dan beberapa jenis hewan ruminansia liar ini muncul di Kepulauan Riau pada Februari 2022.

READ ALSO

Polresta Malang Kota Ringkus 5 Sindikat Curanmor

Ajukan KUR Fiktif di Bank Plat Merah hingga Miliaran Rupiah, 4 Tersangka Ditahan

Demi melakukan pencegahan, maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Surabaya turun melakukan pengawasan untuk mengantisipasi penularan penyakit tersebut. Pada tugujatim.id, Antiek Sugiharti, Kepala Dinas KPP Kota Surabaya menjelaskan bahwa hasil tinjuan di 11 kecamatan tidak ditemukan penyakit LSD. Berikut ini ulasan penyakit LSD pada sapi yang dapat menjadi referensi bagi para peternak.

Gejala Klinis Penyakit LSD pada Sapi

Penyakit LSD dapat diketahui dengan mudah dengan melihat jejak bintil-bintil pada kulit sapi. Kerusakan ini diklaim akan menyabkan kerusakan kulit permanen. Virus ini sangat rentan menular pada sapi karena dapat bertahan dan stabil di suhu lingkungan.

Umumnya, sapi akan mengalami demam tinggi hingga menurunnya nafsu makan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya jumlah produksi susu, berat badan, infertilitas dan sterilitas sapi pejantan bibit.

Kasus ini kini menjadi perhatian banyak pihak karena dapat ditularkan melalui lalu lintas sapi. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebutkan LSD tidak menimbulkan penyakit kronis.

Namun Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. drh. Wasito, Ph.D menyarankan agar tidak mengkonsumsi daging sapi yang terkena virus LSD. Pada laman UGM () ia menjelaskan bahwa daging sapi berpenyakit LSD telah kehilangan banyak protein yang digunakan virus untuk menggandakan diri.

Cara Penularan Virus Penyakit LSD Pada Sapi

DrH. Tri Satya Putri Naipospos dalam Seminar Nasional Mitigasi LSD di Indonesia April lalu mengungkapkan bahwa LSD memiliki distribusi geografis berbeda dengan Sheepox dan Goatpox pada domba dan kambing. Sehingga capripoxvirus pada sapi tak akan menular pada hewan ruminansia lainya.

Organisasi pangan dunia, Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO)  mengklaim bahwa penyakit LSD tidak menular ke manusia. Penyakit ini juga disebut tidak berdampak ke manusia.

Penyakit ini rupanya dapat menular melalui gigitan serangga atau jenis anthropoda. Dalam Buku Kontingensi LSD Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2022 disebutkan bahwa gigitan spesies lalat, nyamuk dan caplak dapat menularkan vector virus ke sapi. Selain itu kontak langsung antar sapi juga menjadi perantara yang cepat.

Sejarah Deteksi Virus LSD Pada Sapi di Benua Afrika, Eropa hingga Asia

Secara global, Tri Satya mencatat LSD pertama kali muncul di Zambia pada 1929. Virus ini kembali ditemukan pada 1943 di Botzwana, Zimbabwe, dan Afrika Selatan. Hingga sekitar tahun 1981-1986 virus ini telah terdeteksi di sejumlah negara Benua Afrika.

Barulah pada 1988 hingga 2006, LSD terdeteksi di negara timur tengah seperti Palestina, Israel, Mesir, Bahrain, Kuwait, Turki, Saudi Arabia dan Irak. Benua Eropa pun tak lepas dari virus ini. Pada rentang tahun 2015 hingga 2016, tercatat negara seperti Bulgaria, Serbia, Kroasia, Yunani, Bosnia Herzegovina, dan Rumania turut terdeteksi penyakit LSD.

Penyakit LSD kemudian terdeteksi ke negara daratan Asia lainnya seperti Bangladesh, China dan India pada 2019. Penyakit ini kemudian juga diketahui muncul pada negara-negara Asia Tenggara seperti Srilanka, Thailand, Laos dan Vietnam pada 2021. Hingga akhirnya pada 2022 hewan ternak di Indonesia dan Singapura turut menjadi korban penyakit ini.

Riwayat Munculnya LSD Pada Sapi di Indonesia

Hasil survei Balai Veteriiner Bukittinggi pada 15 Februari 2022 dan sejumlah rapat ahli kesehatan hewan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 16 Februari 2022 menyimpulkan bahwa penyakit LSD terkonfirmasi positif muncul di Kepulauan Riau.

Hasil positif ini juga dikonfirmasi oleh Balai Besa Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH). Hasil uji BBPMSOH yang dikutip Tri Satya, menyebutkan jika sampel di Provinsi Riau memiliki kemiripan 98,87% dengan penyakit LSD di China.

Menanggapi hasil investigasi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) pun mengeluarkan surat edaran pada 18 Februari 2022. Dalam surat No. 5076/KR.120/K/02/2022, diberikan arahan kewaspadaan terkait penyakit LSD pada sapi pada seluruh kepala Badan Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.

Pencegahan dan Disinfektan Penyakit LSD

Buku Kontingensi LSD Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2022 memberi penjelasan lengkap terkait penyakit LSD yang tengah diwaspadai banyak pihak. Termausk bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Beberapa langkah disinfeksi yang dapat dilakukan oleh peternak maupun pihak terkait yakni:
• Pembersihan menyeluruh termasuk truk dan lingkungan yang berpotensi terkontaminasi, termasuk orang yang beraktivitas dalam lingkup peternakan tersebut.
• Pembersihan dan disinfeksi peternakan termasuk tanah dan feses hewan

Bahan yang tepat untuk digunakan sebagai disinfektan virus LSD yakni mengandung fenol 2%, kloroform 20%, sodium hipoklorit 2-3%, formalin 1%, iodin, ammonium kuartener 0,5% dan virkon 2%.

Berikut daftar produk disinfektan yang dapat dipilih para peternak untuk mengantisipasi penyakit LSD di peternakannya (sertakan gambar tabel).

Vaksin untuk Hewan Ternak Sapi yang Terkena LSD

Dalam Buku Kontigensi LSD, disebutkan bahwa vaksinasi dapat dilakukan dengan berbagai model. Pemerintah akan mempertimbangkan vaksinasi terbatas untuk daerah perbatasan sehingga dapat memotong penyebaran. Hingga vaksinasi menyeluruh di daerah rentan.

Vaksin yang umum digunakan ialah Strain vaksin “Neethling” atau Neethling Vaccine Strain. Vaksin ini yang telah dikembangkan lebih 60 tahun dinilai masih aman untuk sebagai obat penyakit LSD. Setelah memperoleh vaksin, diperlukan 1-3 minggu pasca-vaksinasi untuk menumbuhkan kekebalan tubuh sapi melawan LSD.

Pemerintah melalui rilis Buku Kontingensi tersebut telah mempertimbangkan beberapa vaksin LSD untuk diimpor khusus ke Indonesia. Beberapa merk vaksin tersebut yakni Bovivax-LSD™ dari Moroko, LSD Vaccine for Cattle dari Afrika Selatan, dan Lumpyvax™ yang diproduksi Intervet (Pty) South Africa/MSD Animal Health.

Berdasarkan tinjauan tugujatim.id, kini Dinas KPP Surabaya telah melakukan pengawasan dan pencegahan penularan LSD. “Kami sudah mendatangi 11 kecamatan yang memiliki peternakan terbanyak. Kunjungan ke peternak tersebut dalam rangka pengawasan dan pencegahan penularan LSD kepada hewan ternak,” ujar Antiek Sugiharti, Kepala Dinas KPP Kota Surabaya pada Minggu (13/11/2022).

Guru Besar FKH UGM, Warsito pun menyarankan agar sapi yang telah terkena virus LSD segera di isolasi dari sapi lainnya. Pada laman UGM (), ia juga menyebutkan jika sapi yang telah terkena LSD harus dilakukan pemusnahan atau stumping out.

Kini pencegahan penyakit LSD perlu dilakukan dengan kerjasama oleh semua pihak, baik peternak, pedagang sapi hinga dinas terkait di setiap daerah. Hal ini demi menjaga agar penularan LSD tidak sampai merugikan petani dan peternak seperti yang terjadi pada penularan penyakit PMK.

Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko

Tags: Disinfektan LSDPencegahan LSDPenularan LSDPenyakit LSDVirus LSD

Related Posts

Polresta Malang Kota membongkar sindikat curanmor di Kota Malang. (Foto/M Sholeh)
Bisnis

Polresta Malang Kota Ringkus 5 Sindikat Curanmor

Selasa, 24 Des 2024
Tersangka KUR Fiktif
Hukum & Kriminal

Ajukan KUR Fiktif di Bank Plat Merah hingga Miliaran Rupiah, 4 Tersangka Ditahan

Selasa, 10 Des 2024
Gelapkan
Bisnis

Gelapkan Dagangan dan Bikin Nota Fiktif di Blitar Kota, Dua Sales PT Bintang Sayap Utama Dipolisikan

Kamis, 5 Des 2024
Pecahkan Kaca Mobil, Pencuri di Pakisaji Gasak Surat Berharga dan Uang Tunai Rp2 Juta
Pertanian

Desa Tawangargo di Malang Jadi Pilot Project Program Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Rabu, 4 Sep 2024
Bunga yang terlihat cantik berikut memiliki kadar racun dan zat yang sangat mematikan bagi makhluk hidup lainnya. Foto/Pixabay
Pertanian

Terlihat Cantik dan Indah, 5 Bunga Ini Bisa Berisiko Mematikan

Jumat, 16 Agu 2024
Ilustrasi 10 kecamatan penghasil pisang di Kabupaten Malang. (Sumber: Pixabay/Efraimstochter)
Pertanian

10 Kecamatan Penghasil Pisang Terbanyak di Kabupaten Malang

Jumat, 5 Apr 2024
Next Post
Arema FC

RUPS Luar Biasa PT LIB, Arema FC: Tetap Jalankan Hukuman Komdis PSSI

BERITA POPULER

  • 5 Profesor Baru di UB

    Pengukuhan 5 Profesor Baru di UB: Inovasi untuk Ekonomi, Lingkungan, dan Konservasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UKT UIN Malang 2025: Ini Daftar Lengkap Biaya Kuliah dan Asrama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar 7 Stasiun Kereta Api di Kota Malang, Beserta Alamat Lengkapnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Guru Besar Fakultas Kedokteran UB Malang Demo Menkes Budi Gunadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Referensi SPMB 2025: Daftar 26 SMA Terbaik di Jawa Timur, di Antaranya Ada di Malang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Portal berita Tugu Malang (tugumalang.id) merupakan perusahaan media siber di bawah naungan PT Tugu Media Komunikasindo

Ikuti Kami

Navigasi Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.

Jaringan Media 

Tugumalang.id 

Tugujatim.id 

Tugusehat.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.