MALANG, Tugumalang– Seorang mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM), Diah Agustin Lestariningsih (18) yang ditemukan tewas di kamar kos Jalan Sumbersari, Kota Malang pada Kamis (22/12/2022) hingga saat ini masih menyisakan teka teki. Dugaan pembunuhan menyeruak usai pihak keluarga menemui luka diduga bekas tusukan di leher dan luka cakar di wajah korban.
Tante korban, Sufatmawati mengaku ada yang janggal dengan kematian keponakannya. Pasalnya, terdapat luka diduga bekas tusukan di leher dan luka cakaran di wajah korban. Untuk itu, pihak keluarga meminta agar jenazah korban diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Dia juga mengaku heran dengan kematian keponakannya. Sebab menurutnya, keponakannya dikenal keluarga merupakan sosok pendiam dan tidak punya musuh. Dikatakan, korban merupakan mahasiswa S1 semester I Jurusan Biologi UM yang masuk melalui jalur beasiswa bidikmisi.
“Dia anaknya pendiam, tapi anak pintar. Dia kuliah dengan beasiswa bidikmisi S1 jurusan Biologi UM. Dia masih semester 1 yang baru 4 bulan kuliah, masuk Agustus,” ucapnya, Minggu (25/12/2022).
“Selama ini almarhum tidak pernah cerita soal masalah pribadi. Tapi sering komunikasi dengan keluarga sekedar perbincangan kabar dan aktivitas sehari hari,” imbuhnya.
Dia berharap pihak kepolisian bisa mengusut kematian korban. Dikatakan, jika motif kematian karena perampokan, korban disebut berasal dari keluarga kurang mampu.
“Padahal almarhum dari orang gak punya. Kalau mau dirampok apanya. Yang hilang setau saya hanya hp saja. Saya belum bisa ke kos karena ada garis polisi. Saya gak tau tabungan dari beasiswa itu hilang atau tidak,” imbuhnya.
Sebelum ditemukan tewas di kamar kos, Sufatmawati mengatakan bahwa korban masih sempat berkomunikasi dengan keluarga pada Rabu (21/12/2022) malam. Korban memberikan informasi bahwa hendak pulang ke kampung halaman di Ngawi dengan naik kereta api pada Kamis (22/12/2022) pagi.
“Komunikasi terakhir, dia (korban) bilang mau pulang jam 8 pagi dari Malang dan perkiraan sampai Ngawi jam 3 sore,” kata Sufatmawati.
Namun menurutnya, korban sudah tidak bisa dihubungi oleh pihak keluarga sejak Kamis (22/12/2022) pagi. Meski begitu, kakak korban yang berada di Ngawi tetap berangkat ke stasiun untuk menjemput korban. Sayang, korban tak kunjung muncul dari kereta api yang tiba sekitar pukul 15.00 WIB.
Pihak keluarga akhirnya mendapat informasi bahwa keponakannya telah meninggal dari Polresta Malang Kota yang telah berkoordinasi dengan Polsek Paron dan kelurahan asal korban lantaran tak ditemukannya kontak yang bisa dihubungi oleh pihak kepolisian.
Dari temuan kondisi bekas luka di tubuh jenazah, pihak keluarga meminta dilakukan autopsi. “Keluarga meminta kasus ini harus dituntaskan, kami ingin tau siapa pelaku dan apa motifnya. Kok saampai setega itu,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko