KOTA BATU – SMA SPI Kota Batu didatangi aksi masa dari ormas Pemuda Pancasila Kota Batu. Pemuda Pancasila Kota Batu hadir untuk memberikan dukungan moril kepada para siswa yang masih berada di asrama SMA SPI Kota Batu.
“Pada intinya kami kesini memberikan dukungan moral kepada anak anak yang masih tinggal di asrama sini. Paling tidak ada rasa aman dan nyaman terkait masalah ini,” ujar Heli Suyanto, perwakilan aksi masa Pemuda Pancasila.
Heli menyampaikan, pihaknya mempercayakan sepenuhnya penanganan dugaan kejahatan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan eksploitasi di SMA SPI kepada pihak kepolisian. Sehingga keresahan yang juga dirasakan masyarakat Kota Batu bisa segera terjawab.
“Kami bukan dalam rangka untuk menutup sekolah ini, tidak. Karena sekolahan ini masih dibutuhkan anak anak. Paling tidak kami memberikan dukungan moril pada anak anak disini,” ucapnya.
Sementara itu, Guru Bahasa Inggris dan Pembina Anak Muslim SMA SPI, Ahyat menuturkan bahwa Kepala sekolah sedang berada di Polda Jatim untuk menjalani pemeriksaan.
Sementara dalam masalah ini, dia mengaku tak pernah menemui kasus seperti yang didugakan selama dia mengajar. Dia juga tidak pernah menerima laporan maupun aduan dari para siswa.
“Saya sudah menayangkan kepada satu persatu siswa yang ada di asrama. Namun saya tidak menemukan jawaban seperti yang tengah diberitakan,” ucapnya.
Namun dia tidak menampik adanya salah seorang siswa yang pernah melarikan diri dari sekolah. Dia menduga siswa yang melarikan diri beberapa tahun lalu tersebut lantaran merasa tidak betah tinggal di asrama.
“Anak yang melarikan diri itu hidupnya sudah terbiasa bebas. Namun, setelah masuk ke dalam asrama dan dengan segala peraturannya, mungkin dia tidak terbiasa,” ujarnya.
Salah satu alumni yang juga bekerja bekerja di SMA SPI, Ani menuturkan, tidak pernah mengalami hal hal seperti yang didugakan kepada founder SMA SPI. “Saya disini sejak 2014, saya tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu,” ucapnya.
Atas pemberitaan yang telah beredar luas, dia mengaku orang tuanya sempat khawatir. Namun dia juga telah meyakinkan kepada orang tuanya untuk tidak khawatir kepadanya.
“Saya sudah menghubungi orang tua, memberikan penjelasan bahwa selama ini saya disini baik baik saja dan tidak pernah mendapat perlakuan seperti yang ada dipemberitaan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Kota Batu yang juga sebagai Ketua Srikandi MPC Pemuda Pancasila Kota Batu, Dewi Kartika menjelaskan, pihaknya berjanji akan terus mengawal proses hukum yang sedang berlangsung.
“Kami juga akan mendampingi siswa disini. Kami bersama semua elemen masyarakat akan mendampingi anak anak itu,” ujarnya.
Usai hadir secara langsung, pihaknya juga belum bisa menyimpulkan keterangan dari pihak sekolah dan alumni tersebut bisa menjadi pengobat kegelisahan masyarakat Kota Batu atas dugaan kasus yang ada.
“Kami belum tahu pernyataan yang mereka utarakan itu benar atau tidak. Padahal jika melihat data dari Komnas PA, saat ini sudah ada puluhan orang yang mengadu melalui Polda Jatim ataupun Polres Batu,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya yang juga sebagai wakil rakyat akan mengusulkan sebuah peraturan sebagai payung hukum untuk sekolah di Kota Batu terutama untuk sekolah eksklusif seperti di SMA SPI.
“Kami akan membuat payung hukum yang mengatur lembaga pendidikan seperti ini. Karena kami sering menjumpai sekolah eksklusif dan kami sangat sulit untuk mendapatkan akses masuk,” uangkapnya.