MALANG, Tugumalang.id – Realisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Malang dimulai. Hal ini ditandai dengan Ground Breaking Pekerjaan Terintegrasi Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bango 200 liter per detik (lps) di wilayah Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Senin (26/6/2023).
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, Pembangunan IPA Bango 200 lps ini ditegetkan selesai di bulan September mendatang. Sebagai upaya percepatan untuk mencukupi kebutuhan dasar warganya terhadap air bersih.
Sekaligus, tindak lanjut atas kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tugu Tirta dengan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I yang berlangsung sejak akhir tahun 2022.
“Alhamdulillah hari ini telah dilakukan peletakan batu pertama. Ini untuk pemenuhan 200 lps air di tahun 2023. Mengingat kegelisahan kita selama ini tentang ketersediaan air baku itu kan masih tergantung pada daerah-daerah lain,” kata dia usai peletakan batu pertama itu.
BACA JUGA: HUT ke-109 Kota Malang, Kemandirian Fiskal, Air Baku, dan Pangan Berhasil Dicapai
Sumber air memang sejak lama menjadi polemik bagi Kota Malang. Sebab itu, berbagai kajian dan langkah percepatan tengah dikebut, mulai desain rancang bangun, jadwal lelang, penyiapan lahan hingga tahapan sosialisasi.
“Insyaallah di Agustus nanti kita sudah ada 100 lps yang nanti konektisitasnya sudah bisa dibangun ke mana saja, sehingga kegelisahan akan air yang sering mati itu sudah diharapkan bisa selesai,” sambungnya.
Tambah Sutiaji, kemandirian air baku ini akan terus didorong. Sehingga, di tahun 2027 bisa meningkat sampai 500 lps. Dengan demikian, kemandirian air minum segera tercapai di Kota Malang.
“Nanti ketersediaan air baku ini ada 500 lps dari WTP Bango ini. Belum juga (ditambah) SPAM-SPAM kita yang sudah ada. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa kita (Tugu Tirta) akan melakukan kontrak ke dua, yang lpsnya bisa jadi sampai 2000. Karena kemampuan sungai-sungai kita yang ada 5 itu luar biasa. Sehingga insyaallah terpenuhi kebutuhan air bakunya,” beber Sam Sutiaji, sapaannya.
Lebih jauh, hal ini selaras dengan program untuk mendukung RPJM (Rencana Program Jangka Menengah) pemerintah yakni 100-0-100 mencakup target 100 persen air bersih, nol persen permukiman kumuh serta 100 persen penyediaan sanitasi yang layak.
“Dan ini program pemerintah yang 100-0-100 kan sudah alhamdulillah. Walaupun memang Kota Malang sudah menjadi pilot project secara nasional, Kota Malang juga menjadi salah satu yang di piloting untuk dilakukan hilirisasi atau studi tiru dari daerah lain terkait pengelolaan dan keterjangkauan (program) kesemuanya,” bebernya.
Maka, ditegaskan Sutiaji bahwa kemandirian air baku akan menjadi fokus utama yang terus dikuatkan. Ia berharap Tugu Tirta nantinya dapat manajemen dengan optimal sehingga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta 1 Fahmi Hidayat menambahkan, begitu selesai ground breaking, pihaknya akan menyelesaikan semua perizinan.
“Ada izin untuk pemanfaatan sumber daya airnya, kemudian izin dari pemanfaatan sungai dan lahannya, nanti kalau sudah semua, insyaallah konstruksi akan dimulai. Tahapan perizinan masih proses untuk difinalisasi,” katanya.
Direncanakan, pada 17 Agustus nanti sudah dilakukan pengaliran, setidaknya 100 lps. Terkait biaya, pembangunan WTP ini menelan investasinya kurang lebih Ro 74 miliar.
“Ini pembiayaan sepenuhnya dari pjt I. Tapi prosesnya nanti, air yg diolah di sini kita salurkan ke resevoirnya Perumda Tugu tirta. Itu sudah bisa langsung minum, karena sudah di treatment di sini,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita Tugumalang.id Lainnya
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko