TuguMalang.id – Para pedagang hewan mengeluh akibat penutupan pasar hewan di seluruh Kabupaten Malang dan beberapa wilayah lainnya. Mereka mengaku rugi akibat kebijakan tersebut.
“Dampaknya ke pedagang dan peternak, semuanya merugi. Terutama ke pedagang,” ujar Fauzih, pedagang sapi asal Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang saat dihubungi, Rabu (25/5/2022).
Nilai kerugian pedagang bisa beragam, bergantung pada berapa banyak hewan yang mereka jual.
“Kami harus terus kasih makan. Iya kalau cuma satu dua, kalau sapinya ada 20 atau 25, bisa habis banyak itu,” imbuh Fauzih.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Temin, pedagang sapi asal Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
“Rugi banyak, sudah jutaan,” katanya.
Terkait usulan Bupati Malang agar pedagang berjualan online, Temin mengatakan hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena kebanyakan peternak dan pedagang tidak menguasai teknologi.
“Nggak bisa itu. Kami nggak ngerti handphone,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, pembeli juga banyak yang enggan melakukan transaksi online karena rawan penipuan.
“Hewan kecil bisa jadi besar,” kata Temin. Maksudnya, hewan yang ukuran aslinya kecil bisa ditulis menjadi hewan berukuran besar dan sehat di e-commerce.
Hal tersebut tentunya akan merugikan pembeli dan mengurangi kepercayaan mereka.
Hingga saat ini belum ada solusi dari pemerintah untuk mengurangi kerugian peternak dan pedagang hewan akibat penutupan pasar hewan
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: Jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id