Buka sejak seminggu lalu, dia sudah menerima permintaan jasa memperbaiki 5 sepeda motor yang rusak akibat diterjang banjir lahar. Kondisi motornya rata-rata sudah meleleh akibat lava panas.

”Tapi masih bisa dibenerin kok. Sekedar buat jalan. Rata-rata motor ini ya dipakai untuk ke tambang pasir, ngangkut kayu, ngangkut hasil kebun dan lain-lain,” tuturnya sembari menyiapkan alat bengkel.
Meski begitu, dirinya dan keluarga memilih untuk tetap mengungsi. Dia hanya membuka bengkelnya pada pagi hingga sore hari. Setelah itu, dia kembali ke pengungsian di SDN 04 Supiturang. Menurut dia, kondisi Gunung Semeru juga masih berbahaya.
Kusnan merasa harus tetap bekerja. Dia tidak ingin hari-harinya terus dihantui perasaan ketakutan akan erupsi. Mau tidak mau, dirinya harus tetap bekerja untuk mencari uang meski sedikit. Dia tidak ingin bergantung terus dari uluran tangan orang lain.
”Ekonomi harus tetap jalan. Saya pesen ke warga lain agar kembali semangat. Sudah diterima dan pasrah saja. Ini kan resiko tinggal disini, yang penting tetep waspada,” tegas bapak 3 anak ini.
Raut wajah optimis itu juga tersirat pada wajah Mujianto (33). Saat ditemui, Mujianto sibuk mengambil pakan ternak yang disediakan di Posko Pakan Ternak. Dia merasa bersyukur, 3 dari 6 ekor sapinya masih terselamatkan.

Praktis hanya itulah yang dia punya dan harus dirawat sebaik mungkin. Di masa sulit seperti ini, dia bersyukur para donatur juga mendonasikan bantuan dalam bentuk pakan ternak.
”Sudah berapa minggu ini saya sudah gak bisa kerja apa. Lahan sudah habis. Cari pasir juga sudah gak bisa. Yang bisa saya punya hanya 3 ekor sapi ini,” kata dia.