Dihimbau Tak Beraktivitas Dekat Aliran Sungai
Sementara itu, Wadanyon Zipur V Kepanjen Mayor Czi M Irawan tetap mengimbau agar warga tidak beraktivitas. Utamanya dekat dengan aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru. Apalagi, melihat aktivitas vulkanik masih belum mereda.
”Sejauh ini, kondisi warga sudah stabil. Mereka mulai beraktivitas kembali ke rumahnya di pagi hari dan kembali ke pengungsian pada sore hari,” kata Irawan.
Hingga saat ini, proses penanganan pasca bencana terus dilakukan. Terakhir, sejumlah alat berat dikerahkan untuk membersihkan material di Dusun Kamar Kajang. Nantinya, bisa dipakai untuk akses warga sementara.
Lebih lanjut, mengingat status tanggap darurat yang akan berakhir 3 hari lagi, Pemkab Lumajang tengah berfokus menyelesaikan pembangunan hunian sementara. Total hingga saat ini ada 10.395 jiwa warga yang tinggal di kaki gunung Semeru mengungsi.
Lokasi dibangun huntara ada di 2 tempat. Yaitu di Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipiro seluas 81 hektar dan di Desa Oro- Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo seluas 9 hektar.
Untuk sementara, huntara yang dibangun terlebih dulu di lokasi Desa Sumber Mujur. Untuk di Desa Oro-Oro Ombo masih dilakukan penyesuaian titik koordinat untuk relokasi. Sebab itu, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah berupa bahan bangunan.
”Adapun huntara yang dibangun nanti memiliki ukuran seluas 6×6 dan 4×6. Kami fokus percepatan pembangunan huntara yang ditarget tanggal 25 Desember bisa selesai,” terang Manajet Pusdalops BPBD Jatim, Dino Andalananto.
Selain itu, penanganan lain juga dilakukan seperti pengerjaan jalur di sepanjang jalan nasional Malang-Lumajang, tepatnya di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh yang kini sudah 80 persen.
”Selain itu juga ada pengerjaan tanggul darurat di bawah Jembatan Gladak Perak yang kini progresnya sudah 90 persen. Air sudah berhasil dialihkan,” ungkap Doni.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Jatmiko