Malang, Tugumalang.id – Semarak peringatan kemerdekaan RI masih menggema di Kota Malang, Jawa Timur. Ribuan warga RW 08 Muharto Selatan menyemarakkan HUT RI ke-79 dengan menggelar pawai karnaval atau kirab budaya dengan membawa pesan Bhineka Tunggal Ika pada Minggu (1/9/2024).
Dengan antusias, mereka menampilkan berbagai kreativitas bersama mulai dari pawai kostum, tarian daerah, atraksi musik hingga berbagai kesenian dan budaya nusantara. Bahkan calon Wali Kota Abah Anton juga turut datang memeriahkan pesta rakyat ini.
Total ada 14 RT di RW 08 yang memeriahkan saling adu kreativitas dalam pawai karnaval ini. Aksi paling menarik perhatian datang dari warga RT 12 RW 08. Mereka menampilkan kreasi ogoh ogoh Karapan Sapi yang merupakan tradisi budaya khas Pulau Madura.
Baca Juga: Makna dan Filosofi 7 Ogoh Ogoh yang Diarak di Kota Malang
Tampak dua ekor tiruan sapi ini dibuat persis seperti aslinya. Dilengkapi dengan kaleles (alat untuk pacu sapi) hingga ditunggangi oleh tukang tongko (joki atau sais). Mereka juga mengarap sapi buatan itu di sepanjang jalan.
Tak hanya itu, mereka juga membuat patung sapi susu yang merupakan ikon khas Pujon, Kabupaten Malang yang terkenal menjadi sentra penghasil susu sapi. Tak lupa, warga juga memamerkan kreativitas tari-tarian dengan menggunakan kostum sapi perah.
Tak cukup sampai di situ, iringan-iringan warga yang menggunakan kostum simbol pemuka dari lima agama di Indonesia. Kura-kura hingga monster turut meramaikan pawai karnaval tersebut.
Keseruan kirab budaya itu berlangsung kurang lebih selama empat jam. Mereka berkeliling mulai dari kawasan Jalan Muharto, Pasar Kebalen, Fly Over Kotalama hingga Kebalen Wetan. Para warga yang menonton pun dengan antusias menyambut iring-iringan karnaval ini.
Baca Juga: Kirab Budaya Ogoh Ogoh Diusulkan Ada Setiap Tahun di Kota Malang
Ketua RT 12 RW 08, Hariyanto Jabrik menjelaskan, jika berbagai kreativitas yang ditampilkan ini memiliki makna cerminan dari Indonesia yang dibangun dari perbedaan. Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda, beda tapi tetap satu jua.
Hal itu tercermin dari simbol karapan sapi dan sapi perah yang memiliki makna perpaduan dari suku Jawa dan Madura yang bersama-sama merayakan Hari Kemerdekaan RI. Pesan Bhineka Tunggal Ika juga dicerminkan pada kehadiran simbol 5 pemuka agama yang dihadirkan.
”Ini adalah bentuk kebersamaan kami di kampung Muharto yang memang mayoritas merupakan warga Madura dan juga Jawa. Semua konsep ini kita buat bareng-bareng sudah sejak 1,5 bulan yang lalu. Alhamdulillah, semua warga kompak dan semangat,” ujarnya.
Ia berharap makna Bhineka Tunggal Ika ini dapat tersampaikan kepada masyarakat, khususnya pada generasi milenial dan generasi Z yang hidup di era perkembangan teknologi modern. Modernitas, kata dia bukan terus berarti melunturkan semangat kebersamaan.
”Kami ingin membangkitkan lagi kebersamaan di tengah perbedaan dalam membangun bangsa dan negara. Seperti sudah dilakukan para pahlawan-pahlawan kita di seluruh daerah di Indonesia,” harapnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: jatmiko