Malang, tugumalang.id – Mengarak ogoh ogoh menjadi salah satu ritual yang lekat mengiringi rangkaian perayaan hari suci Nyepi para umat Hindu. Dalam kepercayaan umat Hindu, ogoh ogoh sendiri memiliki makna dan filosofi mendalam.
Tahun ini, umat Hindu di Kota Malang menggelar Kirab Ogoh ogoh usai ritual upacara Tawur Agung Kesanga jelang hari suci Nyepi saka 1946 pada Minggu (10/3/2024). Setidaknya ada 7 karakter ogoh ogoh yang diarak mengelilingi Kota Malang.
Berikut 7 karakter ogoh ogoh yang diarak di Kota Malang beserta makna dan filosofinya.
1. Bahatara Kala
Bhatara Kala adalah sosok mahluk raksasa menyeramkan yang menguasai bawah tanah. Bhatara Kala dikenal sebagai raksasa jahat yang sering membunuh manusia terutama anak anak.
Baca Juga: Sambut Hari Suci Nyepi 2024, Umat Hindu Arak 7 Ogoh Ogoh Keliling Kota Malang
Konon, Bhatara Kala lahir sebagai Saniscara Kliwon Wuku Wayang yang terkenal dengan Tumpek Wayang. Dia merupakan putri dari Dewa Siwa dengan Dewi Durga.
2. Tarakasur
Tarakasur adalah iblis yang sangat kuat dan telah menerima kekuatan khusus sehingga membuatnya hampir tidak terkalahkan. Dia mulai menggunakan kekuatannya untuk menyebabkan kehancuran dan kekacauan di alam semesta dan para dewa tidak mampu menghentikannya.
3. Jalandhar
Jalandhar adalah iblis kuat yang lahir dari api Dewa Siwa dan merupakan putra raja iblis Rishi Brighu. Dia menikah dengan dewi cantik Vrinda yang dikenal karena pengabdiannya kepada Dewa Wisnu.
Namun, kebangaan dan kehausan akan kekuasaan membuatnya menentang Dewa Siwa dan berusaha mengambil kendali alam semesta. Jalandhar mampu mengalahkan banyak dewa sakti, bahkan dewa Wisnu pun ditantang olehnya.
4. Sang Kala Kalimaya
Sang Kala Kalimaya adalah sosok dalam kepercayaan warga Bali yang dianggap sebagai raja para mahluk halus dan penguasa kuburan. Wujudnya sering disamakan dengan Leak Celuluk dan dalam konsep Jawa sering disebut Dedemit.
Sang Kala Kalimaya adalah salah satu sisya dari Sanghyang Durga Birawa sebagai penghuni Gandamayu serta penjaga kesakralan setiap upacara yadnya yang dilaksanakan.
5. Wong Samar
Akhir akhir ini cukup banyak praktek aborsi yang sangat bertentangan dengan ajaran dharma. Wong Samar adalah roh halus yang belum di aben. Karena karmanya sendiri arwahnya tidak bisa di aben dan menyatu dengan sang pencipta.
Bayi yang menempel pada tubuh wanita tersebut yang menggambarkan bahwa karma itu melekat kepada kita dan kita akan membawa karma itu kemanapun.
Baca Juga: Foto: Kirab 10 Ogoh-Ogoh di Kota Malang Meriahkan Perayaan Nyepi 2023
6. Kereb Akasa
Kereb Akasa merupakan salah satu ilmu leak tingkat. Dimana penggunaanya bisa berubah wujud menjadi sebuah kain putih yang sangat panjang. Perlu waktu bertahun tahun bagi orang penekun leak untuk mencapai tingkatan ini dan harus tekun memuja Dewi Durga Birawi yang berstana di Pura Dalem, karena Kereb Akasa adalah kerudung beliau.
Kata Kereb berarti kerudung dan Akasa berarti langit. Kereb Aksa bisa diartikan kerudung yang mampu menutupi langit. Dimuat dalam berbagai lontaran di Bali. Saat Dewi Durga turun ke bumi beliau membawa sebuah kain sutra putih yang digunakan sebagai kerudung. Lalu kerudung tersebut dihidupkan menjadi mahluk halus yang menjadi salah satu ‘ancangan’ atau bawahan Dewi Durga.
7. Aras Ijomaya
Aras Ijomaya adalah ajian tingkat tinggi dalam dunia kawiwesan. Untuk menguasai kawiwesan ini, diperlukan usaha yang tekun belajar yang keras, ketahanan dan kesabaran tingkat tinggi.
Ketujuh ogoh ogoh ini disimbolkan sebagai energi energi negatif yang akan dimusnahkan dengan cara dibakar. Ogoh ogoh ini juga diarak untuk menyerap energi negatif alam semesta termasuk energi negatif yang ada di diri manusia.
“Ini untuk menetralisir sifat sifat negatif sehingga saat Nyepi, umat sudah bisa fokus beribadah,” kata Made Wartana, Ketua Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko