Tugumalang.id
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugumalang.id
No Result
View All Result
Home Asli Malang

Monumen Juang 45, Simbol Perlawanan Rakyat di Kota Malang

Redaksi by Redaksi
4 bulan Lalu
in Asli Malang
Reading Time: 2 mins read
A A
Monumen Juang 45 terletak di Jalan Kertanegara, tepat berada di depan Stasiun Kota Baru Malang. Monumen ini dibangun pada 20 Mei 1975 untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

Monumen Juang 45 terletak di Jalan Kertanegara, tepat berada di depan Stasiun Kota Baru Malang. Monumen ini dibangun pada 20 Mei 1975 untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Foto/Rubianto

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Tugumalang.id – Monumen Juang 45 yang terletak di Jalan Kertanegara, Kota Malang, Jawa Timur, menyimpan jejak sejarah. Monumen itu ternyata menjadi simbol perlawanan rakyat di Kota Malang dalam mempertahankan kemerdekaan pada 1945 hingga 1949.

Dalam monumen yang tepat berada di depan Stasiun Kota Malang itu tampak sosok raksasa yang tergeletak. Kemudian terdapat beberapa pejuang berada di atas raksasa itu. Selain itu, sisi kanan dan kirinya terdapat rakyat terluka, menarik gerobak hingga ibu menggendong anak.

Pengamat Sejarah dan Budaya Kota Malang, Agung Buana, mengatakan bahwa sosok raksasa tersebut merupakan buto. Menurutnya, buto tersebut simbol dari keberadaan penjajahan di Kota Malang.

Monumen Juang 45 di Kota Malang dari dekat, tampak patung yang menggabarkan pejuang. Foto/Rubianto

“Buto atau raksasa itu lambang dari penjajah. Raksasa itu akhirnya jatuh dengan perlawanan dari masyarakat yang bersatu,” ucapnya, Selasa (8/11/2022).

Agung mengatakan, orang Jawa memang kerap menyimbolkan buto sebagai sosok penindas. Namun tentu sosok itu bisa dikalahkan dengan keberanian dan persatuan rakyat.

“Orang Jawa kan sering menggambarkan bahwa buto adalah sosok penindas bahkan memakan penduduk. Makanya kita harus punya keberanian untuk melawan,” ujarnya.

Sementara patung orang-orang di sekitar raksasa tersebut merupakan simbol rakyat yang tengah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Monumen Juang 45 di Kota Malang yang memuat patung raksasa yang dirobohkan oleh para pejuang. Foto/Rubianto

“Patung-patung orang kecil itu menunjukkan bahwa kita bisa mengalahkan raksasa walaupun dengan pengorbanan waktu, tenaga, harta, hasil bumi maupun nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan. Makanya kan ada digambarkan yang meninggal juga,” bebernya.

“Patung orang dengan grobak itu simbol penderitaan rakyat. Di sisi utara ada orang tertembak, terluka itu bagian perjuangan. Rakyat punya kekuatan kalau bersatu,” imbuhnya.

Namun Agung mengatakan bahwa visual-visual tersebut merupakan simbol dari perjuangan masyarakat. Disebutkan, masyarakat yang bersatu mampu menumbangkan sosok raksasa tersebut.

Menurutnya, Monumen Juang 45 tersebut dibangun pada 1970an untuk memperingati perjuangan rakyat di Kota Malang dalam peristiwa-peristiwa pada 1945 hingga 1949.

“Paling heroik itu saat Malang Bumi Hangus pada 1947. Lalu ada kongres KNIP, Agresi Militer Belanda pertama hingga peristiwa pahlawan TRIP,” tandasnya.

Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A

Tags: kota malangmonumenMonumen Juang 45Penjajahan
Previous Post

Wacana e-Parkir di Alun-alun Kota Batu Gagal Terealisasi, Ada Kebijakan Baru

Next Post

Material Longsor di Curah Krecek Berpotensi Lahirkan Banjir Bandang, BPBD Kota Batu Jebol Sumbatan

Next Post
Petugas gabungan dari BPBD Kota Batu tengah melakukan pembersihan tanah tebing yang longsor di Curah Krecek, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Senin (7/11/2022) agar tidak menjadi bendung alam yang menyebabkan banjir bandang.

Material Longsor di Curah Krecek Berpotensi Lahirkan Banjir Bandang, BPBD Kota Batu Jebol Sumbatan

BERITA POPULER

  • Terlapor yakni owner Barrat Entreprise Diah Ayu Satiarini (baju kuning) dan suaminya Agung Barrat saat hadir di kantor Polresta Malang Kota, Jumat (17/3/2023). Foto/M Sholeh

    EO Barrat Entreprise Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Total Pelanggaran yang Terekam Kamera e-TLE di Kota Batu Tembus 57.945 Pelanggaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pantai Balekambang Malang Masih Sepi, Pengunjung Keluhkan Jalan Rusak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman di Median Jalan Depan Pasar Induk Among Tani Kota Batu Dibongkar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 20 Merek Pakaian Thrifting Paling Diburu Pembeli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Tugumalang.id

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group

Navigate Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group