Tugumalang.id – Semangat warga RT 07 RW 04 Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, tampak begitu besar untuk mewujudkan kampung yang mandiri. Hampir di setiap rumah, terdapat tanaman sayur hingga rempah-rempah.
Rupanya, mereka tengah mengembangkan budi daya tanaman pangan. Mereka juga mengolah hasil budi daya itu menjadi olahan makanan hingga minuman herbal, mulai dari nugget pisang, bolu, puding, beras kencur, kunir, hingga luntas.
“Kami memang mendorong setiap warga minimal memiliki tanaman sayuran. Tujuannya, tentu untuk mewujudkan kampung yang sehat dan mandiri,” kata Ketua RT 07 RW 04 Kelurahan Pisang Candi, Endang Prastiwi, pada Minggu (21/8/2022).

Dengan menanam tanaman pangan sendiri, kata dia, paling tidak dapat meringankan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, warga diharapkan juga semakin sehat lantaran mengkonsumsi hasil tanaman sayur sendiri.
“Meski lahan warga tak terlalu luas, tapi tanaman-tanaman sayur ini cukup potensial untuk bisa dikembangkan di tempat yang minim. Selain menyehatkan, tentu pemandangan juga semakin asri,” ujarnya.
Warga setempat, Adi Purwanto mengaku tergerak untuk mendukung gerakan tersebut. Dia kemudian membuat pot-pot tanaman dengan memanfaatkan barang-barang tak berharga hingga limbah rumah tangga.
“Awal saya membuat pot ini karena saya lihat antusias warga untuk menanam tanaman cukup tinggi. Lalu saya lihat di tempat saya ada banyak limbah kain, jadi limbah itu saya manfaatkan jadi pot bunga atau tanaman,” ujarnya.
Dia mengaku hanya membutuhkan tambahan semen, lem, penyangga, dan cat untuk merubah limbah kain itu menjadi sebuah pot. Menurutnya, hanya butuh waktu 1-2 hari untuk menghasilkan karya bernilai jual itu.
Jika dilihat, bentuk pot bunga itu cukup unik. Ternyata, Adi mengeraskan limbah kain itu dengan semen dan lem. Pusat kain itu kemudian diletakkan ke sebuah penyangga berbentuk lingkaran dan didiamkan hingga mengering.
Ujung-ujung kain itu juga diatur sedemikian rupa hingga membentuk gelombang yang indah. Setelah kering, pot bunga itu kemudian dicat sesuai keinginan dan siap digunakan.
“Pot yang saya buat ini diameternya mulai sekitar 20-50 centimeter. Tapi ini belum saya jual belikan. Ini saya berikan kepada warga setempat yang memang memerlukan untuk menanam,” jelasnya.
Namun menurutnya, pot bunga tersebut juga cukup berpotensi untuk menjadi salah satu sumber pendapatan karena peminatnya cukup tinggi dan bahannya mudah didapatkan. “Kalau yang butuh pot bunga memang cukup banyak di sini, tentu bisa menjadi potensi. Jadi bisa saja ini ke depan akan dikembangkan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id