Tugumalang.id – Pandemi COVID-19 tidak menghalangi Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Muhammad Farisian Arrazi, untuk mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sinambung Edisi COVID-19 Tahun 2020/2021, yakni program KKN yang dilaksanakan setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Program KKN ini dapat dilaksanakan oleh mahasiswa yang berada di luar Malang atau yang berada di kampung halamannya masing-masing, dikarenakan kegiatan program pengabdian ini disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini.
Nampaknya kesempatan ini menjadi sebuah peluang bagi Faris, sapaan akrabnya, yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk menerapkan ilmu Pendidikan Seni Rupa ditempat yang membutuhkan ilmunya.
Pengabdian yang dilakukan oleh Faris ialah menjadi volunteer atau relawan di Yayasan Peduli Anak Lombok, Duman, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, melalui kegiatan kelas berkesenian.
Kegiatan ini menjadi salah satu program kerja individu dari Faris yang bertugas mengabdi di daerah asalnya.
Yayasan Peduli Anak adalah sebuah organisasi nirlaba untuk kesejahteraan anak di Lombok dan Sumbawa, Indonesia. Mereka berdedikasi untuk memberikan perawatan seperti keluarga, pendidikan, perawatan keluarga di rumah, perawatan medis, dan dukungan hukum kepada ribuan anak yang kurang mampu, terlantar, dan dilecehkan. Anak-anak tersebut telah diserahkan di yayasan oleh layanan sosial anak Indonesia.
Program kerja ini dilatarbelakangi oleh observasi yang dilakukan olehnya. Pasalnya, dia melihat bahwa anak-anak yang berada di Yayasan Peduli Anak Lombok cukup banyak yang berminat dalam bidang seni. Hal ini terlihat dalam salah satu acara seni yang diselenggarakan di dalam yayasan berupa kegiatan pameran serta membuat mural yang mengundang berbagai teman-teman penggiat seni untuk memamerkan karya-karyanya, serta mengajarkan anak-anak yayasan untuk terlibat dalam kegiatan membuat mural.
Selain itu, Faris mengungkapkan bahwa anak-anak di sini cukup antusias dalam mengapresiasi karya seni yang dipamerkannya.
Namun nampaknya, kegiatan berkesenian terlihat kurang difasilitasi oleh tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidangnya. Terlebih lagi, minat anak-anak yayasan terlihat cukup membutuhkan arahan atau bimbingan untuk berkarya seni seperti lukisan-lukisan yang dipamerkan pada kegiatan pameran sebelumnya.
“Ini gimana cara buatnya kak? Kak saya pengen belajar melukis. Kak kok lukisannya kaya asli, gimana cara buatnya?,” tanya beberapa anak yayasan kepada Faris.
“Dari berbagai pertanyaan itu maka timbul inisiatif saya kenapa enggak ngajar kelas seni di sini. Menurut penuturan beberapa guru di sini juga, katanya kekurangan guru seni lukis. Oleh karena itu saya memutuskan untuk mengangkat program individu KKN saya berupa mengajar kelas seni di yayasan ini,” ujar Faris.
Menurut pengetahuan Faris di dalam perkuliahannya, konsep pendidikan seni yang diyakininya ialah memfungsikan seni untuk menumbuhkan aspek-aspek positif siswa. Sehingga pembelajaran seni tidak serta merta hanya mengandalkan hasil berkaryanya saja, namun proses dalam berkesenian itu lebih ditekankan mampu untuk menumbuhkan kebiasaan positif pada siswa. Misalkan dengan mengasah kreatifitas mereka akan timbul juga kebiasaan positif seperti bekerja sama dengan teman, berbagi alat melukis, dan lain sebagainya.
Program kerja ini dibimbing oleh Andika Bagus Nur Rahma Putra sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Tujuan program kerja ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas anak-anak yang ada di Yayasan Peduli Anak Lombok yang diharapkan dengan meningkatnya kreatifitas mereka akan menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan positif untuk ke depannya. “Hal ini merupakan langkah dalam memfungsi-didikkan seni sebagai proses untuk menjembatani berbagai potensi anak didik di dalam proses berkesenian,” jelasnya.
liat hasilnya itu. Apalagi kalo udah diajak gambar bareng sama kak Faris” ujar salah seorang anak didik di Yayasan Peduli Anak Lombok.
Program kegiatan individu ini berjalan cukup lancar dan anak-anak yayasan merasa senang dan antusias dalam berkarya seni lukis. Hal ini tercermin pada antusiasme mereka di setiap Hari Sabtu untuk menyambut pembelajaran kelas seni lukis.
“Dengan adanya program individu saya ini, saya selaku penggagas program ini berharap kegiatan ini menjadi titik awal anak-anak di Yayasan Peduli Anak untuk terampil dalam memanfaatkan kreativitas mereka untuk berkarya seni, di sisi lain mereka juga sudah terlihat menampilkan kebiasaan positif seperti menyiapkan alat-alat untuk berkarya, kritis dalam berfikir tentang ide yang ingin mereka tuang di dalam karya seni, serta bekerja sama membersihkan alat bahan serta tempat berkarya mereka. Dengan demikian semoga ke depannya terlahir generasi yang kreatif dan berdaya saing di Yayasan Peduli Anak Lombok,” harapnya.(*)