MALANG – Kualitas pendidikan Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, salah satu kemitraannya bahkan bersinergi dengan perusahaan-perusahaan di negara Jepang.
Rektor ITSK RS dr. Soepraoen, Arief Efendi, SMPh, SH, S.Kep., Ners., MM.,M.Kes mengatakan, jalinan kerja sama dengan luar negeri sudah berlangsung selama 2 tahun sejak 2018 lalu, dan dimaksudkan untuk memperluas kesempatan kerja bagi calon lulusan.
“Kita kerjasama dengan Jepang, (mereka) sudah 4 kali kesini. Mereka pemilik institusi yang membutuhkan tenaga-tenaga dari sini mulai perawat kebidanan maupun yang lain sampai informatika juga butuh,” ujarnya.
Di samping dapat bekerja di Jepang, para mahasiswa bahkan berpeluang mendapatkan gaji sampai Rp 30 juta.
Sejauh ini, lanjutnya, kerjasama luar negeri memang lebih difokuskan ke Negara Sakura itu. Sebab, selain sesuai dengan kompetensi dan gaji, juga adanya persamaan budaya.
“Orang Jepang itu kan sopan, cara duduknya saja sangat sopan. Kemudian dia juga sangat membutuhkan tenaga dari tempat kita (ITSK RS dr. Soepraoen),” tambahnya.
Adapun, Program Studi (Prodi) yang terserap dalam kerjasama tersebut, ialah Fisioterapi, Keperawatan dan Kebidanan. Sebagai informasi ITSK RS dr. Soepraoen memiliki prodi 12 prodi, yakni S1 Fisioterapi, S1 Farmasi Klinis dan Komunitas, S1 Informatika Kedokteran, DIII Keperawatan, DIII Kebidanan, DIII Akupuntur, DIII Farmasi, DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Kebidanan, S1 Keperawatan (proses perijinan) dan Pendidikan Profesi Ners (proses perijinan).
Bahkan, kata Arief, menurut salah seorang pemilik RS Rehabilitasi di Jepang melihat anak muda Indonesia memiliki semangat kerja yang tinggi. Belum lagi, dilatari dengan adanya bonus demografi yang tinggi, maka dinilai lebih berpotensi dan kompeten dari negara berkembang lainnya.
Lebih jauh, kerjasama ini akan dikembangkan lagi oleh Wakil Rektor I dan Wakil Rektor III. Tak hanya bidang kesehatan, namun juga segera disusul oleh Prodi Teknik Informatika.
Pun, ditunjang dengan tak hanya memberikan kurikulum berbasis kesehatan dan kesidiplinan TNI. Namun juga didukung adanya muatan lokal bahasa Jepang.
“Saat ini mahasiswa kami berikan pelajaran bahasa Jepang sebagai muatan lokal disamping kurikulum tadi dan sifat dasar TNI agar semakin lancar berkomunikasi dan terkait MoUnya, kedepan tak hanya tenaga kesehatan saja, tapi akan disusul prodi (program studi) teknik informatika yang juga sedang disalurkan kerjasamanya,” tandas Arief. (ads)