MALANG, Tugumalang.id – Di balik keluwesan tangan seorang perias, terdapat cerita-cerita yang menggambarkan tekad, mimpi, dan perjuangan. Dari pengalaman pahit hingga manis, setiap momen telah membentuknya menjadi Make Up Artist (MUA) yang profesional, kreatif, dan dicintai banyak orang. Puspa Alifia Kirana, merupakan salah satunya.
Perempuan yang akrab dipanggil Puspa tersebut adalah alumni SMKN 3 Malang tahun 2020 silam. Di tengah huru-hara keinginan untuk melanjutkan kuliah, Puspa lebih memilih mengoptimalkan ilmu dari jurusan Tata Kecantikan selama 3 tahun yang ia dapat dan langsung terjun ke dunia tersebut.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Aditya Dahlan, Mahasiswa Baru Universitas Negeri Malang yang Berhasil Raih Beasiswa Penuh
Jika kita titi kehidupannya, Puspa telah memulai karirnya di dunia kecantikan sejak duduk di bangku kelas 2 SMK. Puspa bekerja sebagai paruh waktu (freelance) kecantikan, khususnya hairdo, yang di awal bertujuan untuk menambah bobot nilai sekolahnya. Hasil freelance ini dimanfaatkan untuk membayar les Ujian Nasional (UN) kala itu, di bimbingan belajar yang diambil Puspa.
“Orang tuaku mendukung untuk selanjutnya aku terjun ke dunia kecantikan, namun saat itu mereka tidak bisa memberi modal. Dari sini, aku punya tugas untuk bagaimana cara berkembang, cari modal, dan cari relasi sendiri,” tutur Puspa kepada Tugu Malang.
Hingga di tahun 2021, Puspa membuka usaha kecantikan berupa lashlift treatment untuk mengumpulkan modal. Ini merupakan batu loncatan Puspa menuju MUA dengan memutar uang hasil lashlift hingga berhasil membeli kosmetik serta fasilitas yang mendukung. Dan ternyata, usaha lashlift ini membawa Puspa lebih jauh; mendapat tawaran Wedding Organizer (WO) hingga memperoleh ajakan sebagai MUA Assistant.d
Baca Juga: Kisah Inspiratif Eks Ajudan Presiden Jokowi yang Kini Jadi Danrem 083 Baladhika Jaya
“Awalnya aku cuma punya satu shade foundation, satu shade bedak, dan sebagainya. Berkat lashlift itu, aku jadi punya banyak shade dan mendapat beberapa tawaran yang bagus,” lanjut Puspa.
Setelah mendapat pengalaman dan modal yang dirasa cukup, Puspa memulai karir MUA-nya di tahun 2022.
Ini merupakan awal yang berat bagi Puspa karena inti dari usaha MUA adalah mendapat client. Untuk hal tersebut, Puspa harus memiliki portofolio yang meyakinkan. Ia lalu meminta bantuan kepada saudara-saudara terdekatnya untuk menjadi modelnya dan menghasilkan portofolio makeup yang kemudian diunggah pada media sosial. Juga, Puspa kerap membeli jasa promote di Instagram.
Karena saat itu Puspa belum memiliki handphone dengan kamera yang memadai, ia mengusahakan foto terbaik dengan membawa modelnya ke studio foto, meminjam handphone client dengan sopan, bahkan pernah meminjam handphone MUA utama saat ia bekerja sebagai asistennya.
“Kalau diingat lagi, benar-benar berjuang sekali saya saat itu. Keluar banyak uang, energi terkuras habis juga. Walaupun sendiri, semuanya bisa saya lakukan berkat dukungan dari orang tua dan orang terdekat,” tambah Puspa.
Ia mengaku jika saat awal merintis, client yang diterima kurang lebih 5 orang dalam sebulan. Dan seperti sebelumnya, omset usaha kembali diputar untuk investasi di berbagai jenis dan perlengkapan makeup, hingga ke handphone dengan kamera yang memadai.
Setelah perjalanan panjang tersebut, kini Puspa bisa menghandle kurang lebih 100 client dalam sebulan bersama dengan tim. Promosi dan pengembangan tetap terus dilakukan Puspa melalui akun instagramnya, @puspakirana.makeup.
Puspa telah mendapat sertifikasi-sertifikasi makeup sehingga kini membuka course makeup untuk siapapun yang ingin mempelajarinya, bekerja sama dengan fotografer dan studio, hingga berhasil mendapat omset yang menyentuh 2 digit. Dan, yah, Puspa Kirana merupakan bukti nyata bahwa tiada hasil sempurna tanpa kerja keras luar biasa.
“Tidak semua orang memiliki privilege, namun semua orang bisa menciptakan privilegenya masing-masing,” tutup Puspa dengan kalimat inspiratif kepada Tugu Malang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Suci Rindya Kaswarie (magang)
redaktur: jatmiko