MALANG, Tugumalang.id – Di tengah kunjungan ke Johor, Malaysia rombongan Tugu Media Group bertemu dengan Director of Rooms Renaissance Johor Bahru Hotel, Rizki Triananda. Dia adalah orang nomor dua di hotel bintang 5 paling mewah di Johor, Malaysia tersebut.
Bak bertemu saudara se kampung halaman di negeri orang. Sambutan hangat diberikan Rizki kepada Tugu Media Group yang singgah sejenak di Renaissance Hotel.
Dalam pertemuan tersebut, Tugu Media Group berkesempatan untuk ngobrol secara intens tentang pengalaman Rizki di dunia perhotelan hingga mengenal budaya di beberapa negara yang pernah disinggahinya.
Rizki adalah anak dari mitra Tugu Media Group yakni Surya Burhanuddin dan Sjenny Surya. Surya adalah pensiunan BUMN yang melakukan banyak kegiatan sosial, salah satunya memfasilitasi warga tak mampu untuk bisa kuliah di Malaysia.
Baca Juga: Tugu Media Group Jalin Kerja Sama Internasional dengan Hospital Penawar di Johor Malaysia
Rizki menceritakan bagaimana awal mula ia memilih terjun ke dunia perhotelan selepas menyelesaikan kuliah di Malaysia. Rupanya inspirasi untuk bergelut di dunia hotel datang dari lingkungan keluarga tepatnya dari sang kakak yakni Reiza Sugiarto, yang merupakan istri dari eks Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri. Reiza sudah lebih dulu menggeluti dunia perhotelan.
Mendapat gambaran langsung dari sang kakak dan mendapat dukungan penuh dari ayahanda. Akhirnya membuat Rizki mantap untuk mengikuti jejak kakanya itu di dunia perhotelan meski pada awalnya ia ingin menggeluti hobinya di dunia musik.
“Mengenal dunia perhotelan dari kakak saya yang pertama. Kebetulan beliau yang duluan kerja di hotel, kebetulan beliau juga lulusan Malaysia kemudian post graduate di Swiss itu yang beliau sekolah hotel,” tutur Rizki.
“Jadi sudah melihat dan kebetulan contohnya ada di depan mata sendiri, yaudah ambil sekolah hotel karena waktu itu enggak banyak pilihan. Namanya juga masih muda, masih pengen main-main dan ke sekolah musik tetapi papa mengarahkan ke sekolah hotel,” ungkapnya.
Baca Juga: Melayani Sepenuh Hati, yang Kami Rasakan di Hospital Penawar Johor Malaysia
Setelah kurang lebih tiga tahun menyelesaikan studi tepatnya di rentang 2001-2004, Rizki kemudian mendapat kesempatan kerja di Amerika Serikat. Dua tahun di negeri Paman Sam, ia kemudian pulang ke Indonesia dan sempat kerja di Jakarta serta Bali.
Pengalaman berkesan sepanjang hidup dirasakan Rizki saat peristiwa memilukan terjadinya bom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton Jakarta pada tahun 2009. Selamat dari peristiwa mengerikan tersebut, Rizki merasa mendapat pertolongan dari Tuhan saat itu dan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik sampai dengan sekarang.
Meski pengalaman tersebut menjadi hal yang begitu pahit dalam perjalanan hidupnya. Ia melihat ada sisi positif dalam hal pengalaman menghadapi situasi tak terduga. Namun, Rizki tak menampik bahwa peristiwa memilukan itu meninggalkan trauma yang sulit untuk dilupakan.
“Pengalaman yang berkesan dan paling pahit, enggak bisa dilupakan adalah saat bom di Jakarta. Bom di JW Marriot tahun 2009, itu pengalaman yang luar biasa untuk saya sebagai orang yang kerja di hotel punya pengalaman menghadapi real time skenario yang kita hadapi. Tetapi enggak bagus dari sisi psikologis,” urainya.
“Posisi ada di lobby sebetulnya, alhamdulillah Tuhan mengizinkan saya masih hidup sampai sekarang. Andai waktu itu saya kebetulan jalan ke lobby kemungkinan enggak ada di sini dan semua karena masih dalam lindungan Tuhan,” sambung Rizki.
Hikmah dari peristiwa tersebut, Rizki merasa hubungan kekeluargaan semakin lebih erat meski tidak lagi di JW Marriot. Hubungannya dengan rekan-rekannya di JW Marriot masih terjaga sampai saat ini.
Terlepas dari pengalaman pahit tersebut, Rizki yang kini lebih banyak menghabiskan waktunya di Malaysia merasa tidak ada kendala berarti soal budaya. Pengalamannya sempat tinggal di Amerika Serikat, Indonesia, kemudian Malaysia menurut Rizki tidak membuatnya merasa culture shock.
Ia justru memanfaatkan perbedaan budaya di masing-masing negara sebagai kesempatan untuk belajar sehingga bisa beradaptasi dengan budaya yang ada di negara tersebut. Rizki merasa senang bisa bertemu banyak orang dari beragam negara yang itu bisa menjadi kesempatan baginya untuk belajar budaya asing dan mambantu pekerjaannya saat ini.
“Kalau dari sisi pekerjaan, saya merasa enggak ada perbedaan budaya karena saya kerja di hotel internasional jadi standar sudah ada. Justru mengambil keuntungan bisa bertemu banyak orang dan bisa mengenal budaya tersebut,” ucap Rizki.
“Waktu saya di Amerika Serikat, banyak teman-teman yang mengenalkan budaya di sana. Sementara budaya Malaysia dan Indonesia juga tidak jauh berbeda jadi bukan halangan. Dari sisi saya sebagai individu, itu justru menjadi nilai tambah karena saya jadi mengenal banyak budaya dari beberapa negara,” imbuhnya.
Di akhir obrolan, Rizki menyebut bahwa komunikasi dan kemampuan beradaptasi begitu penting terutama bagi dirinya yang bergelut di dunia perhotelan dan bertemu banyak tamu dari berbagai negara.
Karena keluarga ada di Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur membuat Rizki stay di Negeri Jiran dalam waktu yang cukup lama.
Meski sudah cukup lama bekerja di Malaysia dan mempunyai istri di Malaysia, Rizki sangat cinta dengan Indonesia. Rizki tidak akan melepaskan kewarganegaraan Indonesia meski sudah menjadi warga global.”Tidak akan saya lepaskan, ini (WNI), sebuah kebanggaan bagi saya,” pungkasnya.
Deskripsi: Cerita Director of Rooms Renaissance Hotel Johor, Malaysia Rizki Triananda tentang inspirasi dari sang kakak, mengenal budaya negara lain, dan persitiwa tak terlupakan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko