Malang, tugumalang.id – Dr. Ir. H. Istirochah Pujiwati, MP, menjabat sebagai wakil rektor 4 (Bidang Kelembagaan, Publikasi, dan Teknologi Informasi) Unisma Malang sejak tahun 2019. Ia adalah lulusan terbaik program sarjana, magister dan doktoral di kampus yang sama, yakni Universitas Brawijaya.
Dibalik kesuksesannya saat ini, Isti, begitu panggilan akrabnya, berasal dari keluarga serba kekurangan dari sisi ekonomi. Ayahnya pernah difitnah sebagai antek PKI dan ditahan selama 3,5 tahun. Sedangkan ibu kandungnya tanpa kabar selama 17 tahun.
Selama ditinggal kedua orangnya, Isti bersama enam saudaranya hidup di bawah garis kemiskinan yang sangat parah.
”Tak jarang saya dan saudara-saudara saya terpaksa makan nasi karak (nasi yang dikeringkan dan dimasak kembali, red) berlaukkan ikan asin,” kata Isti saat ditemui tim tugumalang, Rabu (22/11/2023).
Namun dengan tempaan kehidupan yang sangat menderita itu, Isti selalu belajar dan bekerja dengan gigih. Karena ia paham bahwa tidak ada yang bisa diandalkan dalam hidupnya kecuali dirinya sendiri.
Kuliah Selalu Mendapat beasiswa dan Lulusan Terbaik Tiga Kali Berturut-Turut
Saat memasuki jentang SMA, Isti selalu menempati ranking pertama sejak kelas 1. Isti berhasil lulus SMAN 4 Kota Malang pada tahun 1987. Kemudian ia mendapatkan kesempatan diterima pada jalur Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada tahun yang sama.
Baca Juga: Kisah Prof. Drs. H. Junaidi Mistar, M.Pd., Ph.D, Guru Besar FKIP Unisma Lulusan Terbaik Program Magister dan Gelar PhD dari Monash University Australia
Kala itu ia harus membayar uang semester sebesar Rp. 120.000. Namun saat memberitahukan nominal itu pada sang ayah, ayahnya berkata dengan ekspresi kaget “wadduh gak punya uang bapak! Wes kamu menikah saja wong kamu perempuan gausah kuliah kuliah.” Namun hal itu tidak serta mematahkan cinta-cita Isti.
Kemudian Isti muda yang kebetulan rumahnya berada tidak jauh dengan kampus UB berinisiatif mencari sendiri biaya tersebut dengan membuat kue rumahan. Selain itu dengan modal pengetahuan yang dimiliki, Isti memberikan kursus privat anak-anak SD. Tak hanya Isti juga sempat melakoni sebagai buruh cuci pakaian para mahasiswa UB kala itu.
Dari berbagai usaha itulah, akhirnya uang tersebut bisa terkumpul sebelum tenggat waktu yang diberikan pihak universitas untuk registrasi ulang sebagai mahasiswa baru.
Isti akhirnya bisa berkuliah di kampus terbesar di Malang tersebut. Semester satu berjalan dengan dihantui pikiran tentang bagaimana cara mendapatkan uang untuk membayar SPP berikutnya.
“Alhamdulillah Tuhan memberikan pertolongan pada saya. Saya mendapatkan beasiswa penuh hingga lulus dari presiden Soeharto, yakni surat perintah sebelas maret” cerita Isti pada Tugu Malang saat wawancara belum lama ini.
Baca Juga: Terinspirasi Unisma, Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta se-Kalimantan Lakukan Benchmarking
Isti muda dengan kegigihanya dan juga dengan latar belakang ekonomi keluarga yang selalu terbelakang belajar dengan keras dan mampu menyelesaikan kuliahnya pada semester ketujuh dengan predikat cumlode dan dikukuhkan sebagai lulusan terbaik program sarjana pada tahun 1991.
Dengan status lulusan terbaik itu ia dilirik Profesor Muji, ketua LPPM Unisma kala itu untuk menjadi asisten dosen di Unisma Malang. “Kemudian pada tahun 1994 atas budi baik Prof Mudji merekomendasikan saya untuk mengikuti tes beasiswa URGE (University Research for Graduate Education) di universitas Brawijaya Malang dan lolos menjadi mahasiswa program Magister UB, bersamaan dengan itu saya juga diangkat sebagai dosen tetap di Unisma Malang,” lanjut Isti.
Pada saat studi master ini bu Isti tambah semangat dalam belajar hingga pada tahun 1998 ia dikukuhkan kembali sebagai lulusan terbaik untuk yang kedua kalinya di Universitas Brawijaya Malang.
Pada tahun 2014 Isti kembali mendapat beasiswa untuk studi Doktoral di universitas Brawijaya Malang. Isti berhasil menyelesaikan studinya selama 7 semester, serta dikukuhkan untuk yang ketiga kalinya sebagai lulusan terbaik pada program Doktoral Universitas Brawijaya Malang.
Wakil Rektor Perempuan Pertama UNISMA Malang
Hari demi hari dijalani Isti dengan penuh ketekunan hingga pada era rektor Prof Surahmat ia diangkat sebagai kepala biro akademik dan kemahasiswaan selama 8 tahun. Selama menjadi kepala biro, Isti bekerja dengan sangat profesional.
“Pada saat itu Kiai Tholhah menginginkan ada wakil rektor perempuan di Unisma, saya yang notabene nya adalah kepala biro yang berada dibawah kepemimpinan Prof Jun pastinya beliau sangat memahami kinerja saya selama menjabat, dan pada saat pak rektor memilih saya sebagai salah satu calonya prof Jun sampai berstatement Bu Isti dalam bekerja bukan hanya baik tapi sangat baik,” ujar Isti menirukan ucapan rektor Unisma waktu itu.
Akhirnya tepat pada tanggal 1 Februari 2019 Isti dilantik sebagai wakil rektor perempuan pertama Universitas Islam Malang.
“walau saya bukan alumni Unisma kalo urusan kinerja insyaallah tidak kalah dengan mereka yang alumni. Karena saya juga sangat mencintai kampus ini,” lanjut Isti menegaskan.
Saat mengakhiri wawancara, Isti menitipkan pesan pada seluruh teman-teman, terkhusus mereka yang berasal dari keluarga dengan kekurangan ekonomi. “jangan pernah minder karena kamu terlahir dari rahim keluarga terbelakang, buktikan pada dunia bahwa kita adalah manusia yang kuat nan hebat. Karena sudah terbiasa dengan keterbatasan dan kesulitan hidup, yakinlah dan selalu usaha serta gigihkan tekad belajar saya yakin akan ada pertolongan Allah karena Allah tidak pernah tidur,” pungkas Isti.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Jakfar Shodiq (Magang)
editor: jatmiko