Tugumalang.id – Wartawan tugumalang.id mewawancarai saksi mata kejadian Tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu malam (1/10/2022) yang menewaskan sedikitnya 174 orang, sebagaimana data yang disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Berikut kami tulis pernyataan lengkap saksi mata tersebut:
Nama saya Muhammad Ishak, 27 tahun, warga Muharto Gang 7, RT 08 RW 07, Kota Malang. Saat kejadian tersebut, saya menonton dari tribun VIP. Saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, dengan nyata tragedi Stadion Kanjuruhan pada tanggal 1 Oktober kemarin.
Awalnya memang ada supporter turun (dari tribun) ke lapangan, lalu lainnya ikut turun beramai-ramai. Ketika itu, petugas polisi langsung menembekan gas air mata ke penonton, bukan ke lapangan. Polisi menembakan gas air mata ke penonton di tribun. Dan pintu keluar itu ditutup. Jadi, mau menghindari gas air mata itu tidak bisa.
Lalu, mau lari ke dalam lapangan, untuk menghindari asap air mata supporter takut, karena di lapangan di lepaskan seluruh anjing dari kepolisian. Ini menurut saya bukan menangani kerusuhan supporter, tapi membunuh supporter dan semua terbukti ada video dan foto. Saksi-saksinya juga ada banyak.
Saya lupa tadi malam itu kejadiannya jam berapa pastinya, karena tidak bisa melihat jam, waktu itu suasananya ribut. Keadaan semakin memanas, saya keluar dari tribun VIP. Saya keluar di tengah-tengah pintu 1 dan pintu 2. Ketika itu tidak bisa keluar karena ada bracuda dari kepolisian. Karena tidak bisa keluar, saya ikut bantu korban-korban yang tidak sadarkan diri ke VIP.
Saya berharap kasus ini diusut tuntas. Apalagi, saya lihat ada aturan yang dilarang oleh FIFA bahwa tidak boleh ada gas air mata dan menembakannya di Stadion. Sudah jelas itu di undang-undang FIFA. Itu harapan saya, karena sepengetahuan saya menembakan gas air mata itu ngawur, Mas. Jadi langsung penonton dan gerombolan orang. Kasihan, benar-benar kasihan.
Saya tahu waktu itu ada yang luka-luka dan ada yang meninggal dunia. Saya ikut juga menggotong mereka. Saya pulang setengah dua dan sampai rumah sekitar jam empat pagi. Saya betul-betul kasihan kepada korban. Harap diusut tuntas kasus ini karena yang dilakukan aparat sudah tidak berprikemanusiaan.
Reporter : Irham Thoriq
Editor : Fajrus Sidiq