MALANG – Sebanyak 21 korban meninggal akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan.
Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo, mengungkapkan dugaan penyebab kematian para korban tersebut. Berdasarkan pengataman, kebanyakan korban meninggal karena mengalami trauma akibat terinjak-injak dan sesak napas akibat kekurangan oksigen.
“Korban mengalami gangguan pernapasan akibat asap dan kekurangan oksigen, juga terinjak-injak, itu menjadi satu. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi,” ujar Bobi, Minggu (2/10/2022).
Namun ia menekankan perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
“Perlu kajian-kajian lagi yang mendalam untuk mengetahui penyebab utama kematian para korban. Untuk kajian, nanti akan ada tim sendiri. Jadi kami hanya memberikan data-data,” imbuhnya.
Sementara untuk korban yang kulitnya terlihat menghitam, Bobi menjelaskan ada korban yang datang dalam keadaan iritasi karena gas air mata.
“Itu juga bisa memoengaruhi proses kematian,” imbuhnya.
Bobi mengungkap total korban luka yang dirawat di RSUD Kanjuruhan berjumlah 93 orang. Sebagian besar di antaranya sudah pulang karena kondisinya sudah baik.
Pada Minggu (2/10/2022) siang, masih terdapat 12 pasien yang menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan. Empat di antaranya mengalami cedera kepada berat.
“Saat ini yang tengah dirawat mengalami luka sedang dan berat. Untuk pasien luka ringan, sudah pulang semua,” kata Bobi.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A