Tugumalang.id – Sumber air penghidupan untuk warga Jawa Timur dipastikan tetap terjaga selama musim kemarau panjang. Perum Jasa Tirta I telah memastikan debit air di hulu Sungai Brantas, di kawasan Arboretum, Kota Batu masih terjaga.
Diketahui, saat ini debit air di titik nol Sungai Brantas ini masih menunjukkan angka yang konstan yakni 2,5 liter per detik. Artinya, sumber air ini tetap akan bisa menghidupi 17 kabupaten/kota yang dialiri Sungai Brantas di Jawa Timur selama musim kemarau.
Kepala Sub Divisi Humas dan Informasi Publik Perum Jasa Tirta I, Yulia Puspita menuturkan bahwa kondisi debit air di titik nol Sungai Brantas masih terjamin.
Baca Juga: Warga Swadaya Bikin Perahu Rakit Antarkan Ratusan Siswa di Kota Malang Seberangi Sungai Brantas
“Kondisi debit air di titik nol Sungai Brantas masih aman meski dihadapkan musim kemarau panjang ini. Menurut catatan petugas di lapangan, debit airnya masih konstan yaitu 2,5 liter per detik,” kata Yulia, Selasa (10/10/2023).
Menurut Yulia, terjaganya debit air di Sungai Brantas ini berkat upaya konservasi yang dilakukan selama ini oleh PJT I. Langkah konservasi ini dilakukan secara kongkrit dari tahun ke tahun sehingga mata air tidak akan terpengaruh oleh kondisi cuaca apa pun.
Debit air yang mengalir di mata air Sumber Brantas ini terbilang bervariasi setiap tahunnya. Mulai di range angka 1,5 liter bahkan hingga 3 liter per detik. Kelihatannya memang kecil, tapi terus mengalir secara kontinyu.
Baca Juga: Sampah Sungai Brantas di Kawasan Muharto Malang Terus Menumpuk
Bayangkan jika tidak ada langkah konservasi yang dilakukan, maka sumber mata air Brantas akan terus meredup seperti sumber-sumber mata air lainnya. Di tengah masifnya alih fungsi lahan, Perum Jasa Tirta I memperluas wilayah konservasi di kawasan arboretum hingga 8 hektare dari semula hanya 2,5 hektare.
Hingga kini, ekologi kawasan itu masih tetap terjaga. Indikator keseimbangan ekologi itu terlihat pada tumbuhan lumut hingga beraneka ragam kekayaan hayati di dalamnya.
Dulunya, tempat ini masih terbuka untuk dikunjungi masyarakat. Namun seiring meningkatnya risiko dampak buruk dari pariwisata, akhirnya kawasan ini ditutup untuk umum demi keberlangsungan upaya konservasi.
“Dari keberlangsungan mata air Sumber Brantas ini, kami akan terus menumbuhkan kesadaran terlibat seluruh pihak dengan berbagai macam cara untuk menjaga sumber kehidupan,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A