MALANG, Tugumalang.id – Kepala Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Sugiharto Puji Wahyuono (47) meninggal dunia pada Minggu (5/5/2024) usai mengalami kecelakaan di Jalibar Kepanjen. Semasa hidupnya, ia merupakan sosok yang ramah dan penuh tanggung jawab.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Glanggang, Rubianto mengatakan Sugiharto bukanlah sosok yang egois dan sombong.
Selama menjabat sebagai kepala desa, yakni sejak tahun 2019, Sugiharto selalu mengajak perangkat dan pihak-pihak lainnya untuk bekerja bersama-sama membangun Desa Glanggang.
Baca Juga: Glanggang Film Festival, Ajang Pameran Film Karya Warga Malang
“Dia nggak mau kerja sendiri. Ia membagi tugas sesuai porsi masing-masing dan mengajari kami semua untuk bertanggung jawab (atas tugas tersebut),” ujarnya saat ditemui di Kantor Desa Glanggang, sehari setelah wafatnya Sugiharto.
Hal ini juga diamini oleh Sekretaris Desa Glanggang, Bambang Purnomo. Menurutnya Sugiharto memperlakukan perangkat desa layaknya keluarga. Sehingga, mereka bisa bekerja sama dengan baik dan saling memberikan saran kepada satu sama lain.
“Seperti nggak ada jarak antara beliau dan staff. Kami enjoy, bekerja itu nggak beban,” kata Bambang.
Baca Juga: Wadahi Warga Nonton Gratis, Kampung Film Glanggang Gelar Nobar 6 Film Pendek
Saat menjabat sebagai Kepala Desa Glanggang, Sugiharto mengupayakan perbaikan jalan yang ada di sekitar sawah milik para petani atau Jalan Usaha Tani. Apabila jalanan di sekitar sawah kualitasnya baik, maka produktivitas petani pun akan meningkat.
Jalanan yang rusak juga mengakibatkan petani enggan membawa pulang mesin yang biasa digunakan untuk menggarap sawah. Mesin tersebut sulit dibawa pulang jika melalui jalan yang terjal.
Namun, apabila ditinggal di sawah, mesin tersebut berisiko hilang diambil pencuri. “Kalau jalannya bagus, mesinnya bisa dengan mudah dibawa pulang,” kata Bambang.
Program ini dulunya sempat diupayakan oleh ayah Sugiharto yang dulunya juga merupakan Kepala Desa Glanggang. Mereka berdua sama-sama mendambakan akses jalan petani yang baik sehingga petani terbantu.
Sebelum dipilih masyarakat sebagai kepala desa, Sugiharto merupakan arsitek yang cukup sukses. Ia merelakan profesinya tersebut untuk mengabdi pada desa dan meneruskan perjuangan ayahnya.
Bambang mengenang masa-masa sekitar tahun 2019 sebelum pemilihan kepala desa. Ia teringat dulu pernah menentang pencalonan Sugiharto karena merasa pria lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) jurusan arsitekur akan lebih sukses jika tetap menjadi arsitek dibandingkan jadi kepala desa.
“Mending sekalian nyalon jadi anggota dewan,” kata Bambang.
Sugiharto meninggalkan dua orang anak. Mereka masih duduk di bangku perguruan tinggi dan SMA. Masa jabatan Sugiharto sebagai kepala desa harusnya berakhir di tahun 2027.
Dengan demikian, pihak Pemerintah Kabupaten Malang akan melangsungkan Pilkades Pergantian Antar Waktu (PAW) untuk mencari pengganti Sugiharto.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A