Malang, tugumalang.id – Masyarakat pecinta seni di Malang, Jawa Timur menjadi tuan rumah dalam perhelatan akbar Jatim Art Forum 2023. Hajatan akbar para seniman Jatim itu digelar selama 4 hari sejak 5 November hingga 8 November 2023 mendatang.
Ada banyak karya dari berbagai bidang seni yang lolos kurasi sebelum ditampilkan di Jatim Art Forum 2023 kali ini. Mulai dari seni tari, musik, teater, sastra, film dan seni rupa. Masing-masing bidang ini digelar di tempat berbeda-beda.
Salah satu penampilan yang meramaikan helatan bertajuk ‘Jangka Kebudayaan’ itu adalah pertunjukan teater yang diselenggarakan di Taman Krida Budaya, Senin (6/11/2023) malam. Total ada 2 kelompok teater yang mentas malam itu.
Menariknya, ada salah satu kelompok menyuguhkan pementasan dimana seluruh aktornya adalah sosok perempuan. Pementasan berjudul ‘Spiritual Tubuh Lokal, Laku Beraroma Wana’ itu dipentaskan oleh Federasi Aktor Perempuan Jawa Timur.
Pertunjukan itu disutradarai Ma’rifatul Latifah dengan didukung 4 aktor perempuan. Yaitu Nyai Gandurung, Vely Hilda, Anindya Aulia dan Intan Permata Sari.
Begitu juga, kelompok teater kedua mengangkat isu keperempuanan lewat judul ‘Aku Ingin Meniup Balon (seri: surat-surat udara)’. Dalam kelompok yang disutradarai Ficky T. Sanjaya ini melibatkan 3 aktor dan melibatkan kelompok seni teater di Malang.
Pada intinya, pementasan itu tengah mengangkat isu perempuan yang masih dianggap tabu sehingga tidak dipandang, bahkan di dunia seni teater sekali pun. Dalam JAF inilah ruang-ruang eksplorasi bagi perempuan itu dihadirkan. Sebuah ruang untuk membicarakan bagaimana membangun dunia yang ideal.
Mahendra Cipta, perwakilan Departemen Teater di Dewan Kesenian Jawa Timur menjelaskan dalam pertunjukan teater Jatim Art Forum 2023 kali ini memang tengah konsen membahas isu perempuan.
Menurutnya, keterlibatan perempuan untuk ikut ambil bagian di dunia pertunjukan masih terbilang kurang mendapat perhatian. Masalahnya kompleks. Sebab itu, dalam momen JAF 2023 kali ini potensi dan kontribusi perempuan dalam berteater bisa terangkat.
“Harapan kami, perempuan bisa merebut ruang dan ambil bagian di kancah pertunjukan di skala yang lebih besar. Meski selama ini mereka tetap ikut berperan, tapi gaungnya masih kurang berbunyi. Nah dari sini, kita coba lebih besarkan lagi volumenya,” jelasnya.
Isu-isu strategis seperti keperempuanan memang menjadi perhatian utama di kalangan seniman yang coba dimunculkan di ajang JAF 2023 kali ini. Ini menjadi penanda transformasi JAF sebagai ajang yang inklusif. Tidak lagi seperti dulu dimana JAF hanya menjadi ajang karya seniman berprestasi atau kelas maestro.
Baca Juga: Seniman Muda Dominasi Jajaran Pengurus Dewan Kesenian Kota Batu
Luhur Kayungga selaku Ketua Panitia JAF 2023 memandang jika JAF harus peka melihat berbagai persoalan sosial di sekitarnya. Seperti salah satunya dengan mengangkat isu keterlibatan perempuan di dunia seni teater kali ini.
“Bisa dilihat dari pertunjukan teater hari ini, mereka punya isu strategis. Ada banyak teknis, pola dan metode baru yang diterapkan. Jadi ada banyak terobosan baru. Sudah seharusnya JAF ya seperti itu, banyak memunculkan dinamika baru,” terang Luhur.
Pria yang juga menjabat Presidium Dewan Kesenian Jatim ini memandang dinamika seperti itu pada akhirnya juga perlu diperluas jangkauannya. Sebah itu, JAF kali ini digelar di Malang, Jawa Timur yang banyak pula melahirkan talenta seniman-seniman muda.
“Artinya, JAF ini menjadi penting untuk diperluas lagi ke daerah-daerah lain di Jatim, memecah kebuntuan permasalahan yang ada. Sehingga eksistensi seni kedepannya bisa tetap relevan dengan zaman,” harapnya.
Luhur memaparkan jika lewat JAF ini juga menjadi upaya memberdayakan seluruh potensi seni dan budaya yang ada dari semua elemen, termasuk seniman muda. JAF menjadi pendorong pelaku seni untuk ikut bersinergi dan berpartisipasi membangun kebudayaan di Jawa Timur.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko