Tugumalang.id – Satu lagi jalur alternatif yang perbaikannya telah rampung yakni Jembatan Lowokdoro. Jembatan yang berlokasi di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ini sudah dapat diakses pengendara motor maupun pejalan kaki sejak 1 Januari 2021 lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Ir Diah Ayu Kusumadewi MT mengatakan bahwa perbaikan Jembatan Lowokdoro perlu dilakukan mengingat strukturnya terus mengalami penurunan akibat usia konstruksi.
Terlebih, renovasi itu masuk dalam salah satu program infrastruktur Pemkot Malang di tahun anggaran 2021.
“Atas atensi dan arahan Bapak Wali Kota Malang (Sutiaji), harapan masyarakat akan perbaikan Jembatan Lowokdoro bisa dituntaskan,” ujar Diah, pada Kamis (6/1/2022).
Perbaikan yang dilakukan DPUPRPKP Kota Malang meliputi penggantian struktur yang keropos dengan rangka baja, penambahan plate bordes untuk pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua.
Total anggaran yang dialokasikan kurang lebih sebesar Rp 951 juta. Jembatan ini memiliki panjang 124 meter dan lebar 3,6 meter yang membentang di atas aliran Sungai Brantas.
Diah menambahkan, upaya perbaikan jembatan selain demi keamanan dan kenyamanan pengguna, juga diharapkan memiliki manfaat melestarikan sejarah panjang jembatan yang sering dijuluki masyarakat lokal sebagai ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’ itu. Tidak salah memang, jika menilik ketinggian dan lebar jembatan yang menghadirkan sensasi tersendiri bagi banyak orang yang melintasinya.
Secara historis, Jembatan Balak Lowokdoro telah berdiri sejak masa kolonial. Dulunya, jembatan berfungsi sebagai jalur lori pengangkut tebu menuju pabrik gula Kebonagung. Bekas jalur lori tersebut juga terhubung dengan pabrik gula Krebet.
Jembatan yang membentang dari timur ke barat tersebut memiliki peran strategis sebagai jalur alternatif pengurai kemacetan di Jalan Gadang, sekaligus penghubung Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang dan Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun.
“Untuk keamanan, penggunaan tetap dibatasi hanya pejalan kaki dan kendaraan roda dua, baik dari Jalan Kyai Parseh maupun Jalan Lowokdoro,” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti