TuguMalang.id – Guru-guru di sekolah naungan YPK Malang diproyeksi menjadi penggerak sekolah dengan kurikulum pembelajaran Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK). Konsep ini cukup penting guna menyongsong Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemendikbud RI.
Persiapan dalam hal ini dibantu oleh tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Negeri Malang kepada seluruh penggerak satuan pendidikan di YPK Malang mulai TK Mardi Rahayu, SD Kristen Brawijaya 3, SMP 1 dan 4 YPK Jatim Malang.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Prof Sumarmi yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial UM bahwa paradigma pendekatan pendidikan saat ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
Pelajar yang kreatif, kata dia adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya dan tindakan orisinil, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan dalam bentuk projek.
Sebab itulah, diperlukannya implementasi kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) lewat proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Nantinya, akan ada pengurangan beban belajar di dalam kelas (intrakurikuler). Gunanya agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk belajar di ruang berbeda.
”Less formal, less structured, more interactive dan engaged in community. Jadi, untuk beban kerja guru perlu dipertahankan (tidak dikurangi), tapi alokasi waktu 1 mata pelajaran bisa dibagi 2, intrakurikuler dan kokurikuler (projek penguatan PPP),” papar dia, Rabu (13/7/2022).
Pada saat kegiatan pendampingan masing-masing sekolah menetapkan 2 projek yang akan diterapkan di semester ganjil dan 1 projek dilakukan di semester genap. Projek yang dilakukan di semester genap skalanya lebih besar sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak. Kegiatan projek akan menggunakan system blok.
Untuk efisien waktu maka perlu dirancang dua alternatif model dalam implementasi projek. Yang pertama bisa menggunakan projek yang dilakukan penuh secara luring, dan yang kedua bisa menggunakan Hybrid Learning.
Bagaimana pembelajaran berbasis project Hybrid Learning ini tetap bisa berlangsung dengan baik maka guru-guru perlu diberikan pelatihan Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Project dengan Hybrid Learning.
Sumarmi menjelaskan bahwa ada tujuh tema yang dapat dipilih Satuan Pendidikan seperti Perubahan Iklim Global, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI hingga termasuk soal jiwa kewirausahaan.
Tentunya, ini merupakan kesempatan bagi sekolah-sekolah, khususnya di lingkungan YPK Jatim untuk bangkit dan membangun inovasi dan kreatifitas mengembangkan kurikulum sesuai kondisi yang ada di sekolah-sekolah masing-masing.
Dengan LKPD yang disusun ini diharapkan mampu menjadi panduan siswa untuk membuat projeknya yang bisa dipelajari di rumah, tanpa harus menghabiskan waktu jam pelajarannya di sekolah.
”Setting pendampingannya dilakukan 2 kali. Yang pertama pendampingan penyusunan kurikulumnya dan yang kedua pendampingan untuk pembuatan LKPD berbasis projek dengan hybrid learning,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: Jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id