Tugumalang.id – Growth mindset atau berpola pikir berkembang bisa menjadi salah satu strategi untuk merubah hidup kita menjadi selangkah lebih baik. Hal itu diungkapkan oleh Ilhamuddin Nukman SPsi MA, Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Ilham mengatakan, mindset atau cara berpikir sangat mempengaruhi respon seseorang terhadap hal-hal baru. Dengan demikian, berkembang atau tidaknya seseorang juga tergantung mindset orang itu sendiri dalam merespon hal baru.
Ada dua jenis pola pikir yang saling bertentangan dalam merespon perubahan maupun hal-hal baru, yaitu fix mindset dan growth mindset.
“Secara sederhana, cara berfikir fix mindset itu tidak memiliki atau memberikan ruang dan peluang orang untuk mengembangkan inovasi, kreativitas, maupun perubahan,” jelasnya.
“Sementara cara berpikir growth mindset selalu membuka peluang bagi pertumbuhan orang untuk menjadi lebih baik atau menemukan dirinya yang lebih ideal,” paparnya.
Menurutnya, salah satu ciri orang yang memiliki fix mindset yaitu tidak bisa menerima kritik atau masukan. Dikatakan, orang-orang yang memiliki fix mindset cenderung akan merasa paling pandai dan mumpuni.
Dia mengatakan, saat ini masih banyak orang yang masih berpola pikir fix mindset. Sementara itu, seorang pakar suatu bidang sekalipun pasti terdapat kekurangan di sisi sisi lain yang mungkin belum pernah tersentuh.
“Inilah yang membuat orang terjebak dalam pikirannya. Jadi dia akan merasa besar, pintar, dan lainnya. Ini adalah orang yang pikirannya terkurung,” ucapnya.
“Dalam dunia psikologi, orang-orang yang terkurung pikirannya dengan pikiran kecerdasannya, kepintaran atau kebesarannya, ini sudah masuk dalam kategori indikasi orang-orang yang memiliki gangguan,” bebernya.
Ilham menjelaskan, setiap orang perlu memperbarui pengetahuannya agar terus bisa berkembang. Kepandaian masa lalu seseorang, sama sekali tidak dapat dijadikan pedoman kepandaian di masa mendatang.
“Banyak sekali mahasiswa yang IPK-nya bagus, tapi ketika mereka bekerja, mereka banyak yang menganggap tidak bisa bekerja. Karena di dalam bekerja tidak hanya tentang pengetahuan tapi juga harus bisa berinteraksi dengan orang, berdaya tahan, kemampuan untuk bangkit, dan hal lainnya,” bebernya.
Kata dia, fix mindset dan growth mindset dari seorang pemimpin juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya suatu organisasi maupun negara. Dimana, seorang pemimpin akan selalu mengendalikan organisasi maupun negara tersebut.
“Jika pemimpinnya baik Bupati, Wali Kota, Gubernur maupun Presidennya berpola pikir masih fix mindset, jangan harap organisasinya akan tumbuh. Organisasi itu akan dihantam oleh pikiran fix mindset dari pemimpinnya,” ucapnya.
Untuk itu, menurutnya syarat mutlak untuk bisa menjadi seorang pemimpin adalah yang memiliki mimpi besar dan pandangan jauh ke depan demi kemajuan organisasi di masa mendatang yang lintas generasi.
“Kalau perlu tidak hanya sebatas satu generasi saja tapi juga diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya. Ini kalau gak dipimpin oleh pemimpin yang growth mindset maka organisasi itu tidak akan bisa berkembang,” tuturnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti