BATU – Kepala Desa Pendem, Kota Batu, Tri Wahyuwono Effendi menuturkan ingin mempertahankan ikon Desa Pendem yang selama ini dikenal sebagai penghasil beras di Kota Batu. Disebutkan, semakin kesini makin banyak terjadi perubahan tata lahan menjadi perumahan.
Meski tidak terlalu signifikan, Effendi berharap warganya tidak menjual lahannya, apalagi untuk perumahan. ”Harapan saya produksi beras masih bisa bertahan dan ikon Desa Pendem sebagai sentra penghasil beras tetap dapat dipertahankan,” ungkap dia dihubungi, Selasa (18/1/2022).
Effendi memaparkan total luasan lahan pertanian di wilayahnya ada sekitar 200 hektar. Hampir separuh dari total luasan desa. Rata-rata, seluruh lahan ini ditanami padi dan bisa menghasilkan beras hingga sekitar 2.400 ton per tahun.
Effendi merincikan, per hektar lahan biasanya bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton saat musim kemarau. ”Kalau musim hujan menyusut jadi 4-5 ton per hektar,” kata kepala desa yang sudah menjabat selama 2 periode ini.
Sementara data dari Dinas Pertanian menyebutkan, produksi beras di Kota Batu bisa mencapai 4.700 ton per tahun. Jumlah segitu dihasilkan 7 desa di Kota Batu. Diantaranya yakni Desa Pendem, Temas, Junrejo, Mojorejo, Torongrejo dan Desa Giripurno.
Desa Pendem sendiri dikenal menjadi lumbung padi terbesar di Kota Batu. Untuk mempertahankan hal ini, pihaknya juga rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Diskumdag.
Pihaknya bisa saja membuat Peraturan Desa untuk mempertahankan kearifan lokal ini. Namun dirinya tidak memandang hal itu efektif karena lahan adalah hak milik petani. Jika petani ingin menjual, kata dia itu sudah haknya.
”Paling penting itu kita dari pemerintah fokus untuk memberikan kesejahteraan. Dengan begitu, mereka bisa stabil dan bonusnya anak muda juga ikut tertarik jadi petani. Kuncinya saya kira bukan di Perdes ya,” tuturnya.
Sementara itu, di Kota Batu masih mengalami defisit ketersediaan beras karena pertahunnya Kota Batu membutuhkan sekitar 19,1 ribu ton beras. Artinya, kebutuhan berasnya per hari hampir 53 ton per hari.
reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko