Malang, tugumalang.id – Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian RI tengah menggodok grand design regulasi standarisasi hasil pertanian di Indonesia bersama para akademisi di Malang pada 28-30 September 2023.
Kepala BSIP Kementan RI, Fadjry Djufry menjelaskan bahwa standarisasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian di Indonesia. Dikatakan, standarisasi ini menjadi tantangan Indonesia untuk bisa menangkap peluang di pasar global.
“Standar ini meliputi hulu ke hilir, mulai benih, alat pertanian, kelembagaan, SDM hingga pasca panen. Itu yang akan kami kerjakan. Komoditinya tentu peternakan, perkebunan, pangan hingga holtikultura,” ucapnya.
“Kalau kita bicara standarisasi tentu akan bersentuhan dengan pasar global,” imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki standar SNI. Di bidang pertanian, banyak produk pertanian berstandar SNI yang sebagian telah memenuhi standar internasional. Untuk mengoptimalkan hal itu, pihaknya mulai mematangkan panduan regulasi standarisasi yang lebih baik.
Kini, pihaknya menggandeng akademisi dan stakeholder lain untuk menyerap gagasan dalam mematangkan upaya standarisasi tersebut.
“Jadi kami ingin membuat grand design peta jalan 5-15 tahun kedepan seperti apa soal kebutuhan kita. Mulai petani, pemerintah dan mitra. Makanya kami undang berbagai pihak seperti Bapenas, akademisi dan lainnya untuk menghimpun saran dan masukan,” paparnya.
Dia menyampaikan bahwa melalui standarisasi instrumen pertanian tersebut diproyeksikan akan meningkatkan kualitas mutu hingga daya saing hasil pertanian. Dikatakan, hasil pertanian Indonesia akan mendapat nilai tambah jika telah berstandar.
“Itu sudah pasti, misalnya jika kita menerapkan standar benih yang baik pasti ada nilai bertambah. Karena kita mengeliminir benih palsu atau tak sesuai standar yang beredar di masyarakat. Hasil survei Bapenas 2019 itu 80 persen benih yang beredar itu tidak berstandar,” tuturnya.
Untuk itu menurutnya, pemerintah daerah harus mengawasi peredaran benih tak berstandar di masyarakat. Ke depan, pihaknya juga akan melakukan pendampingan dan mendorong pelaku pertanian, perkebunan dan pangan di Indonesia untuk menerapkan standar yang baik dan benar.
“Harapan kami, semua produk Indonesia punya kawasan kawasannya. Kami akan membina kawasan kawasan berstandar di 9 provinsi di Indonesia,” kata dia.
Dia menyampaikan bahwa unggulan komoditas hasil pertanian Indonesia di 2023 ini adalah padi, jagung, kopi, kakao, pala, sawit, mangga hingga manggis.
“Itu sudah kami petakan dan memang berbeda di satu wilayah dengan wilayah lain di Indonesia,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko