Tugumalang.id – Sebanyak 30 mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) turun ke tiga desa di Jawa Timur. Mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang ini rencananya selama empat bulan akan melakukan kegiatan pendampingan dalam pembangunan desa.
Ada 3 desa yang mereka dampingi, yakni Desa Pongangan Kecamatan Manyar dan Desa Sukorejo Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, serta Desa Ploso Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT, menyatakan, di desa mahasiswa akan belajar bersosialisasi dengan masyarakat. Mahasiswa akan menerapkan ilmu yang didapat di kampus untuk membantu pembangunan desa.
Baca Juga: Robot SAR e-Sadewa Karya Mahasiswa ITN Malang Jadi Finalis Kontes Robot Indonesia 2024
“Kerja sama antara ITN Malang dengan desa-desa di Jatim ini harapannya selain mampu membantu mengembangkan rencana pembangunan desa, juga bisa membantu meningkatkan kualitas SDM di desa,” ujar Debby saat melepas rombongan dari Kampus 1 ITN Malang Senin, (12/08/2024).
Ke-30 mahasiswa yang berangkat berasal dari Prodi Arsitektur, Teknik Geodesi, serta PWK. Mereka berangkat dalam 3 tahap.
Hari Jumat 9 Agustus 2024 FTSP memberangkatkan mahasiswa Prodi Arsitektur ke Desa Pongangan dan Desa Sukorejo, Minggu 11 Agustus 2024 memberangkatkan mahasiswa Prodi Teknik Geodesi dan PWK ke Desa Pongangan. Dan, terakhir Senin 12 Agustus 2024 memberangkatkan mahasiswa ke Desa Ploso.
Baca Juga: Rektor ITN Malang: 2 Tahun ke Depan Metaverse Jadi Trend di Dunia Pendidikan
“Untuk Prodi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan akan menyusul berangkat. Tentunya dengan melihat kebutuhan dari desa. Khusus untuk tim Geodesi tidak tinggal dalam satu desa. Mereka akan berpindah-pindah karena tugasnya mengcover ketiga desa dari sisi pengambilan data topografi desa,” jelasnya.
Kegiatan ini juga melibatkan dosen pendamping dari masing-masing prodi sebagai bentuk pengabdian masyarakat bagi dosen. Dosen akan membimbing dan memantau kemajuan kegiatan secara online.
Pada bulan-bulan terakhir akan dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) antara pihak kampus, desa, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Debby berharap, untuk pihak desa bisa ikut terlibat aktif memberikan ide dan masukannya pada desain desa wisata yang dibuat mahasiswa.
Karena desain akan berhasil dengan baik kalau pemilik yakni desa bisa ikut terlibat dalam pendampingan, maupun diskusi.
“Kalau desa meminta presentasi desain awal bisa mengundang perangkat desa dan masyarakat. Kami juga meminta izin, pada saatnya mahasiswa akan kembali ke kampus untuk menggambar di studio. Nanti saat FGD akhir akan kembali lagi ke desa,” jelasnya.
Pada pemberangkatan tahap tiga Debby menitipkan mahasiswanya yang akan menetap di Desa Ploso kepada Kepala Desa Ploso, Nining Permatasari. Pasalnya mahasiswa ITN Malang berasal dari berbagai daerah tentunya memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda dengan masyarakat setempat.
Debby juga meminta kepada kepala desa untuk menegur bila ada anak didiknya yang melakukan kesalahan. Tak lupa Debby juga berpesan kepada mahasiswa untuk serius mewujudkan harapan pihak desa.
“Adik-adik mahasiswa tugasnya membantu pihak desa untuk mewujudkan desain desa wisata. Pesan kami jaga diri kalian, dan jaga nama baik ITN Malang,” pesannya.
Kepala Desa Ploso, Nining Permatasari berterima kasih dan bersyukur mendapat sambutan hangat dari FTSP ITN Malang. Ia juga berjanji untuk menerima mahasiswa sebaik-baiknya saat berada di Desa Ploso.
Bahkan pihaknya sudah menyiapkan beberapa alternatif tempat tinggal yang bisa dipilih oleh mahasiswa.
“Untuk mahasiswa yang tinggal di Desa Ploso, kami akan merawat mereka dengan sebaik-baiknya. Permintaannya apa, akan kami sediakan. Untuk bapak ibu ridhonya mengantar anak-anak bisa menjadi berkah buat desa kami. Anak-anak bisa mewujudkan impian desa sesuai rencana, sehingga membawa Desa Ploso lebih baik lagi dari sebelumnya,” harap Nining.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A