MALANG – FEB Unisma Malang melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar secara luring dan daring, Selasa (14/09/2021). Webinar itu bertajuk “Reorientasi Kurikulum Dan Manajemen Pembelajaran Berbasis MBKM Dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa” FGD ini sebagai lanjutan Program Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan sebelumnya.
Kegiatan FGD ini dilaksanakan dalam rangka Hibah dari Kemendikbud Ristek yang telah dimenangkan FEB Unisma Prodi manajemen dan akuntansi. Narasumber pada FGD kali ini adalah Prof. Dr. Dian Agustia S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Pusat dan Dekan FEB Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam sambutan pembukaannya, Dekan FEB Unisma, Nur Diana, SE., M.Si menyampaikan, kegiatan ini merupakan respon adanya kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan hak kepada mahasiswa selama 3 semester untuk mengikuti 9 program MBKM yaitu student exchange, magang, studi independen, proyek desa, asistensi mengajar, entrepreneurship, proyek penelitian, proyek kemanusiaan dan bela negara.
“Kurikulum merupakan ruh pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan,” katanya.
Perubahan kurikulum, lanjut Nur Diana, dengan demikian menjadi keniscayaan. Permedikbud No 3 Tahun 2020 berbarengan dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dengan 9 Program Merdeka Belajar menuntut reorientasi kurikulum secara mendasar.
”Selain itu perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan revolusi industri 4.0 dan masalah pandemi, yang menuntut manusia untuk harus beradaptasi dengan kemampuan literasi baru. Meliputi literasi data, teknologi dan manusia, yang berporos kepada berakhlak mulia,” jelasnya.
Lebih lanjut Diana mengatakan, FEB Unisma telah menjalankan upaya-upaya rekonstruksi kurikulum sejak tahun 2020. Yaitu kurikulum selaras kebutuhan Era Revolusi Industri 4.0. Dilanjut dengan review kulikulum OBE dan MBKM pada ini perlu memantapkan lagi dengan melibatkan seluruh komponen dalam reorientasi Kurikulum dan manajemen Pembelajaran Berbasis MBKM dengan mengundang profesi yaitu Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Prof, Dr. Dian Agustia SE, MSi, Akt, CA.
Pada kesematan ini, Dian Agustia menyampaikan, bahwa ada hal-hal yang merubah kondisi perguruan tinggi dan yang berhubungan dengan Kampus Merdeka merdeka belajar (MBKM). Di antaranya revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19 yang memperkuat adanya teknologi informasi. Sehingga pembelajaran saat ini masih berjalan secara daring sejak 2020.
”Dengan perubahan ini, mau tidak mau Perguruan Tinggi terjadi bertrasformasi dan bergerak. Perguruan Tinggi mengikuti suatu ancaman lalu mengubah menjadi suatu kesempatan pada saat mendesain ulang kurikulum. Sehingga mahasiswa yang lulus memiliki soft skill dan hard skill yang sesuai dengan kebutuhan,” katanya.
Dian Agustia juga menyampaikan Prakarsa 6.1 dari IAI dalam menyongsong Program Kampus Merdeka.
Menurut Dian, Prakarsa 6.1 IAI dalam Program Kampus Merdeka Yaitu membekali akuntan dengan keahlian komptensi mutidisipliner, kemampuan metaanalitical, kemampuan sosial, menyesuakan kurikulum pendidikan akuntansi yang mengakomodir perkembangan bisnis dan disrupsi bisnis.
”IAI sebagai Ujung tombak rejuvenating the Profession, Kampanye profesi akuntansi sebagai agen of thrust penjaga laporan keuangan, bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya, mengukuhkan integritas dan praktik profesi lainnya dan perlindungan hokum profesi akuntan, pengguna jasa akuntan professional serta pengguna laporan keuangan,” pungkasnya.(*)
Editor: Soejatmiko