MALANG, Tugumalang.id – Tim Pengabdian Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berkolaborasi dengan MI Miftahul Abror yang berada di Dusun Karangploso Wetan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Fakultas Psikologi UM diketuai oleh Melly Amalia Vardia, S.Psi, M.Si dan beranggotakan Retno Sulistiyaningsih, S.Pd.I, M.Si, Mutia Husnia Avezahra, S.Psi. M.Sc, M.A, Ailsa Nabila Putri Vinanda, Qonnitah Ardine Khoirunnisa, Elsavena Meywarenita, Alyfia Elza Syafitri.
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Menggali Komunikasi Lintas Agama di Desa Peniwen
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, Tim Pengabdian Fakultas Psikologi UM menyampaikan implementasi psychological mapping dan treatment psikologi terintegrasi untuk mengembangkan kesejahteraan psikologi siswa.
Pelaksanaannya pun terbagi dalam dua tahap yakni sosialisasi yang dilaksanakan pada 29 September 2024 lalu dan assesment pada 4-5 Oktober 2024.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi UM, Melly Amalia Vardia, S.Psi, M.Si memaparkan permasalahan yang dihadapi oleh MI Miftahul Abror, mulai dari permasalahan fasilitas pembelajaran hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Baca Juga: Tingkat Penghasilan Usaha Tour, Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang Memberikan Pelatihan Managemen Objek Geowisata
Di tengah keterbatasan tersebut, Melly menuturkan bahwa pihak sekolah berupaya memenuhi fasilitas dan peningkatan kualitas SDM pendidik.
Namun, dari segi kesejahteraan psikologi siswa belum dipenuhi secara maksimal karena tidak ada layanan psikologi bagi siswa, baik dari guru Bimbingan dan Konseling (BK) maupun dari pihak profesional.
“Selama ini sekolah berupaya memberikan penanganan pemenuhan kebutuhan dengan fasilitas yang seadanya. Sekolah juga berusaha agar kebutuhan siswa dari sisi akademik, agama, dan sosial bisa sedikit terpenuhi,” ungkapnya.
“Namun kebutuhan lainnya seperti pengembangan soft skill, kesejahteraan psikologi, dan menjaga keseimbangan kesehatan mental juga diperlukan. Kebutuhan kesejahteraan psikologi seharusnya difasilitasi oleh guru BK atau pihak profesional lainnya namun di sekolah belum tersedia. Sehingga otomatis berpengaruh pada tingkat kualitas kesejahteraan psikologi yang dimiliki oleh siswa,” beber Melly.
Lebih lanjut, dengan permasalahan kesejahteraan psikologi siswa yang belum terfasilitasi dengan baik. Melly menjelaskan melalui psychological mapping dan treatment psikologi terintegrasi dapat menjadi solusi untuk siswa, guru, maupun orang tua untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis siswa sehingga akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar.
“Setelah diketahui peta profil psikologi siswa yang ada, maka dapat dilanjutkan dengan treatment psikologi terintegrasi. Treatment ini berupa konseling siswa secara individual dan berkala psikoedukasi, dan pelatihan berkelanjutan,” jelasnya.
“Tidak hanya terbatas untuk siswa saja, tetapi juga untuk orang tua dan guru sebagai lingkungan sosial terdekat siswa akan diberikan treatment yang disesuaikan dengan permasalahan. Pemahaman mengenai kebutuhan diri peserta didik akan meningkatkan performa akademik yang optimal,” tambah Melly.
Informasi lebih lanjut seputar Fakultas Psikologi UM dapat diakses melalui laman ini (klik di sini).
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A