Tugumalang.id – Universitas Negeri Malang (UM) memiliki konsen pada pengembangan ilmu pengetahuan dan kerukunan antar umat beragama. Belum lama ini, UM melakukan penelitian masyarakat untuk menggali komunikasi lintas agama di Desa Peniwen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penelitian ini dilakukan langsung oleh Wakil Rektor III Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd., M.Ag., bersama tim penelitiannya.
Langkah ini sejalan dengan posisinya yang bertanggung jawab atas bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan inovasi di UM. “Melalui Dana Hibah LPPM UM, penelitian yang diangkat sangat menarik di mana mengangkat keunikan masyarakat Desa Peniwen, Kabupaten Malang,” kata Prof Munjin, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Tingkat Penghasilan Usaha Tour, Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang Memberikan Pelatihan Managemen Objek Geowisata
“Penelitian ini sudah dilakukan sejak Juli 2024 yang diperkirakan selesai pada November 2024,” imbuhnya.
Dalam penelitian ini, Prof. Munjin berkolaborasi oleh beberapa Dosen UM di antaranya Yuventia Prisca, S.Sos., M.Fil., Dr. Achmad Sultoni, S.Ag., M.Pd.I, dan Dr. Muhammad Fahmi Hidayatullah, M.Pd.I.
“Para dosen tersebut memiliki keahlian dalam bidang ilmu masing-masing, sehingga dapat saling melengkapi dan memperkaya hasil penelitian yang diharapkan akan memberikan kontribusi yang unik dan berharga,” kata guru besar asal Jombang tersebut.
Baca Juga: Selenggarakan Program Green Explorer, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang Kenalkan Pendidikan Lingkungan pada Siswa
Menurut Prof Munjin, Desa Peniwen memiliki sejarah yang unik. Sebagai desa mayoritas menganut Kristen Jawa yang dipengaruhi Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), organisasi misionaris Belanda yang aktif di Indonesia sejak 1814.
Saat itu dipimpin oleh pendeta Jelle Eeltjes Jellesma. NZG mendirikan pemukiman Kristen di daerah Jawa Timur. Peniwen adalah salah satu dari tiga pemukiman Kristen Jawa di Jawa Timur, bersama Mojowarno dan Swaru.
“Desa ini mulai dibangun pada 1881 oleh Kyai Sangkioes, salah satu murid NZG. Pada 1931, GKJW pertama didirikan di Peniwen, yang terus menjadi pusat komunitas Kristen Jawa hingga saat ini,” paparnya.
Dari latar belakang Desa Peniwen ini, kata Prof Munjin, penelitiannya menyoroti konsep diri dan komunikasi lintas agama yang terbentuk antara warga Kristen Jawi Wetan, Katolik, dan Islam di Peniwen.
“Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana perbedaan agama tidak menghalangi interaksi sosial dan bagaimana pesan-pesan komunikasi disampaikan dalam konteks kerukunan antarumat,” kata dia.
Nilai toleransi yang didapatkan sangat kuat baik diberikan oleh masyarakat mayoritas maupun minoritas. Karena kesadaran dalam menjaga keharmonisan berinteraksi menjadi aspek sangat penting dalam membangun identitas dan kerukunan.
“Penelitian ini memiliki relevansi kuat dengan UM sebagai kampus multikultural yang mendorong nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi. Sebagai institusi yang menaungi mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan etnis, UM berupaya menjadi wadah bagi terciptanya pemahaman antarbudaya yang lebih dalam,” lanjut Prof. Munjin.
Meskipun penelitian ini berakhir pada November 2024, namun komitmen UM sebagai institusi pendidikan tetap berlanjut dalam upaya memperdalam pemahaman tentang nilai toleransi dan kasih terhadap sesama.
UM menjadikan riset sebagai sarana untuk membangun kerukunan dan menjaga keunikan kebudayaan bangsa secara berkesinambungan.
“Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan pedoman bagi UM dalam mengembangkan program-program yang mendukung perdamaian dan keberagaman, baik di dalam kampus maupun kepada masyarakat luas,” pungkas Prof Munjin.
Sementara Yuventia Prisca, menjelaskan metode penelitian riset tersebut. Menurutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan analisis dokumen historis. Narasumber utama dalam penelitian ini termasuk tokoh agama dari GKJW, perwakilan umat Katolik, dan perwakilan umat Islam di Peniwen.
“Setelah kami melakukan pengambilan data, menarik sekali bahwa informan kami seorang Pendeta menyampaikan sebagai masyarakat mayoritas mengajak seluruh warga Peniwen untuk saling menghormati keberadaan umat beragama di Peniwen dan memberikan kasih satu sama lain,” ujar Yuventia saat menjelaskan penelitiannya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: Rilis UM
Editor: Herlianto. A