Tugumalang.id – Pengembangan inovasi yang paling cepat dan murah itu melalui teknologi, tetapi persoalannya teknologi tidak mudah diakses oleh siapa saja. Everidea hadir untuk memberikan solusi bagi persoalan pemerataan atau inklusitas teknologi tersebut.
Demikian pemaparan Gilang Nur Rahman, Chief Marketing Sales Everidea Interactive. Everidea adalah salah satu perusahaan yang diisi anak-anak muda yang bergerak di bidang pemerataan teknologi di Indonesia. Perusahaan ini bertempat di Jl Karang Tinggal No 31, Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
Dalam kesempatan itu, Gilang, sapaan akrabnya, bercerita banyak tentang perusahaan tersebut kepada tim ‘Jelajah Jawa-Bali, Mereka yang Membawa Arti’ saat ditemui di kantornya tepatnya di ruang modular.
Everidea berdiri pada 2018 sebagai perusahaan game dan mendirikan studio game. Pendirinya adalah Muhammad Ajie Santika. Awalnya memiliki nama Everidea Interactive sebelum nanti memiliki unit lain khusus pendidikan yaitu Everidea Education.
Menurut Gilang, industri game di Indonesia saat ini belum semaju di Jepang. Tetapi games di Indonesia bisa menjadi solusi pada beberapa masalah terutama di bidang pendidikan.
“Kita pernah mengubah konteks museum di bursa efek Indonesia yang awalnya boring menjadi banyak gamifikasinya. Dan, semua bisa disentuh-sentuh. Anak-anak muda jadi suka sekali belajar saham dengan itu,” kata Gilang.
Sejauh ini ada beberapa produk Everidea Interactive, di antaranya produk futuris. Ini berkaitan dengan ‘virtual reality space’ yang bisa dipakai untuk pameran. Salah satunya yang pernah dikerjakan adalah Y-20 di Bogor. Y-20 diselenggarakan secara hybrid, jadi ada yang asli atu riil dan ada juga yang virtual.
“Jadi meskipun saat itu ada di Bogor, anak-anak seluruh Indonesia kita undang untuk berkonferensi, bergagasan, dst. Nah, yang ada di Bogor tetap di Bogor, sementara yang tekendala jarak bisa tekoneksi lewat internet begitu saja,” kata pria yang pernah menjadi awardee LPDP itu.
Kata Gilang, biasanya kalau membuat virtual reality itu pakai alat yang biayanya sekitar Rp3-5 juta. Sementara di Everidea Interactive menggunakan web semua, dan itu bisa di-custom. Lalu, seiring berjalannya waktu ada permintaan yang butuh cepat, sementara membuat virtual reality tidak bisa secepat lentikan jari.
Untuk itu, pihaknya merespon dengan menyediakan virtual island yang disebut Everland atau Everidea Island. Ini seperti sebuah gedung yang dipetak-petak yang siap dipakai. Maka dalam waktu satu bulan bisa langsung dijalankan, hanya saja tidak bisa di-custom.
“Jadi kalau yang virtual futuris itu bisa custom, sementara virtual island ini sudah ada templatenya. Ini persisnya kayak aplikasi Canva yang lebih mudah mendesain itu. Ini cocok untuk klien yang buru-buru,” kata sosok asli Bandung itu.
Selain dua produk tersebut, Everidea Interactive juga memiliki beberapa produk lainnya di antaranya IP Lembayung yang pernah menangani Paragon Innoavation Summit. Lalu ada Motion Grafik dan Instagram Filter.
“Di Instagram filter saat pandemi kemarin sempat ramai, karena bisa main game di situ. Tapi sekarang sudah mulai menurun,” kata alumni jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut.
Everidea Education
Dalam perkembangannya, Everidea Interactive melebarkan sayap ke bidang pendidikan yang kemudian dibentuklah Everidea Education. Terutama setelah Salman Subakat, CEO PT Paragon Technology and Innovation menjadi bagian.
“Setelah masuknya bang Salam (Subakat), beliau arahnya ke education, maka kemudian ada unit bisnis yang jalannya beriringan yaitu Everidea Education,” kata dia.
Unit ini tepatnya sebagai studio teknologi kreatif yang bergerak di bidang pendidikan melalui, game assesment, social learning dan virtual platform. Jadi fokusnya pada pendidikan yang berkelanjutan.
Rizky Aditya Mulyadi, pegiat di Everidea Education, mengatakan ada beberapa produk yang berhasil diciptakan. Pertama games assesment, ini merupakan penilaian psikometri dengan menggunakan game. Salah satu game yang telah dibuat adalah Desa Kita.
Dalam game ini, ada pak Kades yang berinteraksi dengan para warga termasuk dengan pak tani. Nanti saat pak Kades ke pak tani akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bisa dipilih.
“Game ini paling dimainkan selama 10 sampai 15 menit, setelah itu hasilnya akan keluar tipe dari orang yang memainkan melalui tokoh pak Kades, termasuk wawasan kebangsaannya,” kata Rizky.
Kedu ada social learning dan brand activation, kegiatan ini berupa webinar-webinar yang diberi nama Ever Talk. Webinar ini diawali memang karena menyeruaknya Pandemi Covid-19.
“Pada tahun 2021 itu, webinar kita masih webinar series dari 1 hingga ke-7, tapi pada webinar ke 8 kita ganti menjadi Ever Talk,” katanya.
Selain itu juga pernah memberikan beasiswa khusus untuk siswi dan mahasiswi pada tahun 2022. Saat itu ada sekitar 50 ribu pendafter dari 34 provinsi. Lalu kemudian diseleksi dan diambil 9 orang.
“Nah kami siapkan mentor dan coach yang memberikan mereka materi-materi,” katanya.
Dengan demikian, antara Everidea Interactive dan Everidea Education saling terkait dan berjalan beriringan dalam rangka pemerataan atau demokratisasi teknologi bagi warga.
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id.
Reporter: Herlianto. A
editor: jatmiko