MALANG, tugumalang.id – Merintis usaha bisa dilakukan siapa saja, bahkan yang memiliki keterbatasan fisik sekalipun. Berbekal kemauan, keyakinan, dan usaha semua bisa sukses berwirausaha.
Hal itu disampaikan Ida Nuraini, dosen Vokasi D-III Keuangan dan Perbankan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga pemateri dalam Pengetahuan dan Keterampilan Keuangan Bagi Wirausahawan Pemula, Rabu (8/11/2023).
“Seringkali masalah memulai bisnis itu tidak tahu mau buka usaha apa, punya tempat tapi bingung mau usaha apa, dan modalnya. Ini harus diimbangi dengan keyakinan dan mindset untuk berhasil. Kalau ada pemikiran ingin usaha tapi takut karena keterbatasan, Itu jangan dijadikan sebagai alasan, harus berani mencoba,” kata dia.
Pelatihan yang diinisiasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang ini, diikuti oleh 20 peserta dengan jumlah difabel sebanyak 11 orang dan sisanya adalah non difabel.
Membawakan materi tentang Literasi Keuangan Bagi Difabel Sebagai Wirausaha Pemula, Ida memaparkan beberapa akibat jika pengusaha tidak paham literasi keuangan. Di antaranya, salah mengambil keputusan dan terlilit hutang.
“Kalau tidak paham tentang keuangan akan berantakan, misal beli mobil bagus harganya 1 miliar rupiah, tidak tahunya pajaknya justru mahal. Akhirnya mobil baru satu minggu dijual sudah rugi Rp 100 juta. Itulah pentingnya literasi keuangan,” tegasnya.
Maka, alangkah baiknya jik aktivitas literasi keuangan dimanfaatkan dengan belajar cara mendapat modal, cara mengalokasikan dana dan cara mengelola aset.
Adapun, cara efektif mencari modal usaha di antaranya dari tabungan pribadi, menjual aset pribadi, meminjam keuangan, kerabat atau orang dekat, modal dari rekan bisnis, dari pemerintah, program UMKM atau bahkan modal dari perbankan atau lembaga keuangan.
Baca Juga: Kunjungan Industri Perkuat Metode Pembelajaran di Prodi D3 Perbankan dan Keuangan Vokasi UMM
“Kalau butuh modal, sekarang pemerintah sudah aware. Sehingga banyak program yang bisa dimanfaatkan,” terangnya.
Di sisi lain, seorang entrepreneur juga wajib melakukan pencatatan keuangan. Jika dirasa sulit mencacat di buku, dapat memanfaatkan aplikasi pencatatan kas. Sehingga bisa melihat perkembangan bisnis yang tengah dijalankan.
Termasuk, memisahkan keuangan untuk usaha dan kebutuhan sehari-hari. “Jadi kadang antara bisnis dan pengeluaran sehari-hari masih campur, ini penting diedukasi. Sehingga bisnisnya bisa berkembang tidak hanya tergantung mood,” sambung Ida.
Dalam sesi diskusi itu, pihaknya juga turut menyampaikan materi terkait marketing digital, branding hingga packaging.
“Harapannya ini bisa menumbuhkan minat wirausaha, juga yang sudah punya usaha biar usahanya berkembang, naik kelas, tidak hanya lokal, tapi juga nasional,” tukasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko