Oleh: Sugeng Winarno *
GRUP qasidah Nasida Ria tampil di Kassel Jerman sebagai pembuka rangkaian acara yang diselenggarakan sejak 18 Juni hingga 25 September 2022. Kelompok musik asal Semarang Indonesia yang go internasional ini memang salah satu legenda musik qasidah tanah air. Ajang Documenta Fifteen di Kassel Jerman merupakan acara musik yang digelar tiap lima tahun.
Pada 1996, group qasidah yang dibentuk tahun 1975 ini juga pernah tampil di Recklinghausen dan Mulheim Jerman. Lewat qasidah, Nasida Ria menjadi sarana diplomasi budaya Indonesia di kancah Internasional.
Bagi penggemar musik qasidah, tentu tak asing dengan lagu-lagu Nasida Ria yang banyak berisi nasihat dan pesan-pesan bijak itu. Di kampung-kampung, orang mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan Nasida Ria yang diputar lewat corong TOA yang disewa warga yang sedang menggelar hajatan. Syair dan musiknya sederhana. Liriknya mudah diingat dan aransemen musiknya enak didengar.
Group musik yang semua personelnya perempuan ini memang fenomenal. Paduan musik yang dihasilkan dari suara pemain gitar, ritem, bass, keyboard, ketipung, dan seruling itu begitu pas mengiringi suara penyanyinya. Bunyi tak dan dut dari suara ketipungnya tak sekeras dan menghentak seperti dalam dangdut koplo. Irama musiknya tak terlampau bising dan masih bisa dibawa joget.
Nasihat Bijak
Sejumlah lagu Nasida Ria abadi hingga sekarang. Lagu bertajuk Kota Santri, Perdamaian, Dunia Dalam Berita, dan Bila Bom Nuklir Diledakkan adalah beberapa contoh lagu sukses kelompok qasidah ini. Dalam lagu berjudul Kota Santri misalnya. Lagu ini menggambarkan bagaimana suasana kota yang didalamnya banyak santri yang senang mengaji. Melalui syair sederhana yang mengilustrasikan bagaimana hidup di lingkungan yang agamis di Kota Santri.
Lagu Nasida Ria juga bicara tentang perang yang merugikan banyak orang. Simak saja lagu yang berjudul Perdamaian. Lewat lagu ini Nasida Ria mencoba mengingatkan kepada semua manusia akan pentingnya perdamaian dan menghindari peperangan. Dalam syairnya dinyatakan bahwa “Banyak yang cinta damai, tapi perang makin ramai.” “Wahai kau anak manusia, ingin aman dan sentosa. Tapi kau buat senjata, biaya berjuta-juta. Banyak gedung kau dirikan, kemudian kau hancurkan.”
Lewat syair lagu perdamaian masih relevan dengan situasi saat ini. Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi perang besar dan berkepanjangan saat ini. Perang, dimanapun selalu menyisakan kehancuran dan kepedihan.
Kalau kita simak dengan seksama, syair Nasida Ria yang berjudul Perdamaian sangat pas dengan situasi Rusia dan Ukraina saat ini. Lagu ini bisa menjadi nasihat tentang bahaya perang dan pentingnya perdamaian.
Lagu tentang perang juga disampaikan Nasida Ria lewat lagu berjudul Bila Bom Nuklir Diledakkan. “Bila bom nuklir diledakkan, akan musnah kehidupan di bumi. Hawa panas menyelimuti bumi, membakar semua yang ada di bumi. Langit gelap tertutup asap hitam, mendadak udara dingin membeku. Sungguh ngeri akibat bom nuklir.” Penggalan syair lagu ini menyadarkan pada banyak orang begitu bahayanya bom nuklir.
Lagu-lagu yang diusung Nasida Ria merupakan bahasa yang universal bagi kehidupan manusia dimanapun. Fenomena yang coba dipotret dalam syair-syair lagu Nasida Ria sangat dekat dengan kehidupan manusia.
Hal inilah yang menjadikan kekuatan Nasida Ria bisa diterima banyak kalangan, termasuk dunia internasional hingga kini. Pesan yang diusung dengan kejujuran dalam memotret realitas masyarakat bisa menjadikan nasihat dan kritik satir yang disampikan Nasida Ria dapat diterima tanpa ada yang tersakiti.
Diplomasi Budaya
Nasida Ria adalah salah satu sarana diplomasi budaya Indonesia di kancah dunia. Tampilnya kelompok qasidah yang go internasional ini bisa menjadi cara mengenalkan Indonesia lewat musik. Model diplomasi lewat budaya memang bisa menjadi sarana yang baik dalam menunjukkan Indonesia di mata dunia. Lewat musik sebagai salah satu media yang universal akan lebih mudah diterima banyak kalangan.
Banyak negara lain yang telah berhasil menggunakan diplomasi budaya untuk kepentingan negaranya. Tak hanya demi tujuan memperkenalkan negaranya semata, tetapi lewat budaya juga mampu berdampak pada kepentingan politik dan bisnis. Lihat saja suksesnya Korea menyerbu Indonesia lewat beragam produk budayanya. Awalnya Korena masuk lewat budaya yang berimbas pada laris manisnya produk-produk industri dan wisata.
Suksesnya Korean Pop (K-Pop) di tanah air telah menjadikan banyak orang Indonesia gandrung budaya Korea. Aneka produk budaya Korea lewat tayangan Drama Korea (Drakor), film, dan video klip lagu telah menghipnotis masyarakat dunia. Di Indonesia kelompok penggemar artis Korea seperti BTS Army dan Black Pink jumlahnya sangat masif. Imbas dari semua itu adalah laris manisnya produk elektronik dan aneka produk kecantikan dan perawatan tubuh asal Korea.
Serupa dengan Korea, India juga telah memasukkan budayanya ke Indonesia. Ada salah satu stasiun televisi nasional yang selalu menyajikan tayangan berupa film dan musik India. Penggemarnya pun tak sedikit. Efek bawaannya, banyak produk musik hingga kuliner India yang digemari di Indonesia. Tak jarang artis-artis Bollywood juga punya banyak penggemar dan simpatisan yang loyal di Indonesia.
Diplomasi budaya tak bisa dianggap remeh. Efeknya sangat dasyat. Indonesia bisa mengambil pelajaran dari suksesnya budaya asing yang masuk menjadi idola di negeri ini. Efek bawaan dari penetrasi budaya itu bisa mendongkak devisa dan investasi. Tak ada salahnya negeri ini mengenjot diplomasi budaya sebagai strategi yang terencana dan terintegrasi. Mungkin begitu. (*)
*). Penulis adalah Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id