MALANG, Tugumalang.id – Inflasi bulan Desember 2023 menjadi satu-satunya periode dengan inflasi yang lebih rendah dari inflasi bulan November sebelumnya, dalam lima tahun terakhir di Kota Malang.
Hal itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Desember 2023 yang menunjukkan inflasi sebesar 0,22% (mtm). Angka itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,40 % (mtm).
“Secara tahun kalender dan tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,65% (ytd, yoy). Dengan demikian, inflasi tahunan periode bulan Desember 2023 maupun secara keseluruhan tahun 2023 di Kota Malang masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1%,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi.
Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pj Wali Kota Malang Libatkan Peran Kelompok Tani
Dijelaskan, inflasi periode Desember 2023 didorong oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,12% (mtm), kelompok transportasi 0,06% (mtm) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03% (mtm).
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil -0,03% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas angkutan udara, bawang merah, cabai merah, cabai rawit dan emas perhiasan masing-masing dengan andil 0,06%, 0,05%, 0,05%, 0,03%, dan 0,02% (mtm).
Baca Juga: Sediakan Sembako Murah, Pemkot Malang Dirikan ‘Warung Tekan Inflasi’ di 3 Pasar Selama Nataru
“Inflasi pada tarif angkutan udara terjadi seiring lonjakan permintaan pada momen libur HBKN Natal, tahun baru 2024 dan libur sekolah. Kenaikan terjadi merata hampir di semua rute termasuk rute dari dan menuju Malang,” sambungnya.
Di samping itu, harga bawang merah, cabai rawit dan cabai merah meningkat akibat terbatasnya pasokan seiring faktor cuaca El Nino dan curah hujan yang belum merata yang menurunkan produktivitas, di tengah kenaikan permintaan konsumsi pada momen Nataru.
Sementara kenaikan harga emas perhiasan terjadi seiring penguatan harga emas dunia selama bulan Desember yang dipicu oleh indeks dolar Amerika Serikat yang mencapai posisi terendahnya, di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga secepatnya dalam waktu dekat.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, beras, nangka muda, sabun cair dan minyak goreng masing-masing dengan andil -0,04%, -0,03%, -0,01%, -0,01% dan -0,01% (mtm).
Penurunan harga pada komoditas daging ayam ras dan nangka muda terjadi seiring masih terjaganya pasokan. Harga beras berlanjut melandai sejak bulan November sebelumnya seiring dimulainya musim panen di beberapa sentra produksi.
Sementara deflasi pada komoditas minyak goreng terjadi akibat menurunnya harga referensi Crude Palm Oil (CPO) seiring penurunan permintaan CPO dari India, Tiongkok dan Uni Eropa, ditengah peningkatan produksi CPO. Tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan.
Risiko ketahanan pangan, khususnya untuk komoditas beras ke depan masih perlu diwaspadai seiring prakiraan terjadinya keterlambatan tanam, sehingga masa panen raya tahun 2024 pun diperkirakan akan mundur dari waktu yang seharusnya akibat faktor iklim.
Tambah Samsun, telah dilaksanakan berbagai upaya pengendalian inflasi, salah satunya adanya Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes di Kota Malang yang hadir di 3 pasar melalui pemberian subsidi bahan pokok di momen Natal dan tahun baru sebagai bentuk intervensi serta menciptakan stabilitas harga.
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1%,” pungkasnya.
Baca berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A